"Saat ini, 11 korban sudah berhasil dievakuasi, dan satu orang masih dalam proses pencarian di bagian atas lokasi. Kami juga menggunakan dua ekskavator untuk membantu proses pencarian," jelas Bram.
Belum ada data resmi mengenai jumlah rumah yang terkena dampak, namun diperkirakan ada puluhan rumah yang rusak. Pihaknya belum bisa memberikan rincian lebih lanjut mengenai korban luka atau kerusakan yang terjadi, namun beberapa korban luka telah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Selain kerusakan yang parah pada pemukiman, bencana ini juga mengakibatkan putusnya akses jalan utama yang menghubungkan Kelurahan Rua dengan Kastela, serta jalan lingkar Kota Ternate. Kepala Seksi Humas Polres Ternate, AKP Umar Kombong, menjelaskan bahwa kendaraan tidak dapat melewati jalur tersebut dan harus berbalik.
"Jalan akses yang menghubungkan Kelurahan Rua dan Kastela terputus akibat banjir bandang. Sisa material dari banjir masih dalam proses pembersihan oleh pihak berwenang menggunakan alat berat," tuturnya.
Sebelum bencana terjadi, Ternate telah mengalami hujan deras sejak Sabtu malam, 24 Agustus 2024, yang mungkin telah memicu terjadinya banjir bandang ini. Petugas gabungan, termasuk tim SAR dan aparat kepolisian, terus bekerja keras untuk melakukan evakuasi dan membersihkan area yang terdampak.
Banjir bandang ini menyoroti kebutuhan mendesak akan sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan bencana yang lebih baik untuk melindungi warga dari risiko serupa di masa depan. Saat ini, fokus utama adalah menyelamatkan korban yang masih hilang dan memberikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak bencana.*