Paris 2024 merupakan Olimpiade kedua bagi Anis, setelah sebelumnya tampil di Tokyo 2020. Ia merasa lebih siap dan tenang kali ini, berkat pengalaman dan dukungan dari masyarakat Indonesia yang hadir. "Karena kalau di Olimpiade pertama deg-degannya tidak bisa dikontrol, tapi Alhamdulillah di kepengurusan Pak Arsyad Rasyid (Ketua Umum PP Perpani), kami banyak ikut pertandingan dan sering ketemu mereka (lawan-lawan), jadi biasa saja, enjoy," jelas Anis.
Sorakan dan dukungan dari penonton juga memberikan dorongan semangat tambahan bagi Anis. "Kalau banyak penonton seneng jadi semangat percaya diri naik. Di Tokyo sepi banget. Diteriakin penonton, alhamdulillah seneng. Di Jawa Timur terkenal bonek, harus teriak kenceng jadi bikin semangat," tambahnya.
Namun, nasib kurang beruntung dialami oleh rekan satu tim Anis. Syifa Nur Afifah Kamal harus terhenti di babak 32 besar setelah dikalahkan oleh Bhajan Kaur dari India dengan skor 7-3. Sementara itu, Arif Dwi Pangestu juga kalah dari Tang Chih-Chun dari China Taipei dengan skor 1-7.
Arif mengakui bahwa dirinya masih dalam tahap adaptasi dengan teknik memanah baru yang diajarkan oleh pelatih asal Korea Selatan, Lee Kyung-chul. Meski begitu, Arif tetap optimis menghadapi pertandingan berikutnya di nomor mixed recurve bersama Anis, melawan pasangan India pada Jumat (2/8/2024).
Baca Juga : Dinar Candy Terlibat Skandal? Pemeriksaan di Polda Jambi Ungkap Fakta Mengejutkan!
"Kita kemarin sempat telat jadi tidak dapat jatah latihan di stage ini. Tapi Mbak Anis sudah main beregu, individual juga. Saya pertama kali main di stage baru ini, alhamdulillah dapet jadi lebih percaya diri saja besok," ungkap Arif menutup wawancara.*