Sebelumnya, polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa di dekat kampus sebuah universitas di Dhaka. Selain itu, pihak berwenang juga memutus beberapa layanan internet seluler guna membatasi penyebaran informasi mengenai demonstrasi. Polisi kembali menembakkan gas air mata untuk membubarkan mahasiswa yang melempari batu dan memblokir jalan raya di kota pelabuhan selatan Chittagong.
Kedutaan Besar AS di Dhaka mengumumkan penutupan pada Kamis dan menyarankan warganya untuk menghindari demonstrasi serta pertemuan besar. Kedutaan Besar India juga mengeluarkan imbauan serupa.
Pihak berwenang menutup semua universitas negeri dan swasta tanpa batas waktu sejak Rabu, 17 Juli. Mereka juga mengerahkan polisi anti huru-hara serta pasukan paramiliter Penjaga Perbatasan ke kampus-kampus untuk menjaga ketertiban.
Pada 7 Agustus mendatang, Mahkamah Agung akan mendengar banding pemerintah terhadap putusan Pengadilan Tinggi yang memerintahkan pemulihan kuota pekerjaan tersebut. Perdana Menteri Hasina telah meminta mahasiswa untuk bersabar hingga keputusan tersebut keluar.
Berbagai kelompok hak asasi manusia, termasuk Amnesty International, serta Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Amerika Serikat, telah mendesak Bangladesh untuk melindungi para pengunjuk rasa yang berdemonstrasi secara damai dari kekerasan.*