MATAJAMBI.COM - Arie Kriting, komika yang dikenal dengan gaya humornya yang khas, kini merambah dunia penyutradaraan film panjang lewat debutnya yang berjudul "Kaka Boss". Film ini merupakan karya kelima dari rumah produksi Imajinari, yang sebelumnya sukses dengan film-film seperti "Ngeri-ngeri Sedap", "Jatuh Cinta Seperti di Film-film", "Agak Laen", dan "Harta, Tahta, Raisa". Berbeda dengan film-film Imajinari sebelumnya yang banyak berfokus pada kehidupan orang Batak, "Kaka Boss" membawa penonton ke wilayah timur Indonesia dengan segala keunikan budayanya.
Menyingkap Stigma dan Stereotip Lewat Komedi
Arie Kriting dengan cerdas mengangkat tema yang jarang tersentuh dalam perfilman Indonesia, yaitu stigma yang melekat pada masyarakat Indonesia timur. Stereotip bahwa orang timur jago menyanyi, jago menari, dan tukang pukul, menjadi landasan utama cerita dalam "Kaka Boss". Lewat tokoh utamanya, seorang debt collector bernama Kaka Boss yang diperankan oleh Godfred Orindeod, Arie mengajak penonton untuk tertawa sekaligus merenung.
"Kaka Boss" berkisah tentang Kaka Boss, seorang debt collector yang bercita-cita menjadi penyanyi demi membanggakan anaknya, Angel, di sekolah. Namun, masalahnya, Kaka Boss memiliki suara yang jauh dari merdu, dan tak ada yang berani mengatakan hal itu padanya. Cerita ini membawa napas segar bagi perfilman Indonesia dengan memberikan panggung utama kepada tokoh-tokoh dari Indonesia timur, yang biasanya hanya menjadi pelengkap dalam cerita-cerita lain.
Performa Memukau Para Pemeran
Godfred Orindeod tampil apik sebagai Kaka Boss, membawa beban drama dan komedi dengan seimbang. Tidak hanya memantik tawa penonton dengan tingkah lakunya, Godfred juga berhasil menampilkan sisi emosional dari seorang ayah yang ingin membanggakan anaknya, meski jalannya tak mudah. Glory Hillary, yang berperan sebagai Angel, anak Kaka Boss, juga tampil memukau dalam debut aktingnya. Meski baru pertama kali berakting, Glory mampu mengeksekusi perannya dengan baik, menunjukkan bahwa ia memiliki bakat besar di dunia seni peran.
Baca Juga : Begini Respon Anies Baswedan yang Terancam Gagal Maju di Pilkada Jakarta
Komedi yang Mengocok Perut, Drama yang Kurang Menggigit
Salah satu kekuatan "Kaka Boss" terletak pada komedinya. Dibantu oleh Arif Brata sebagai konsultan komedi, Arie Kriting berhasil menciptakan momen-momen lucu yang mengalir dari awal hingga akhir film, dengan tingkat laugh per minute (LPM) yang tinggi. Komedi dalam film ini terasa segar dan autentik, mampu membuat penonton tertawa lepas di bioskop.
Namun, di balik komedi yang kuat, unsur drama keluarga yang diusung oleh "Kaka Boss" justru kurang berhasil. Meskipun konflik antara ayah dan anak perempuan yang dihadirkan sangat berpotensi untuk memikat hati penonton, eksekusi drama tersebut tidak sekuat film-film sebelumnya seperti "Ngeri-ngeri Sedap" atau "Agak Laen". Entah karena naskah yang kurang matang atau karena para pemain yang jarang bermain drama, adegan-adegan emosional dalam film ini sering kali gagal membuat penonton merasa haru.
Film yang Wajib Ditonton
Meskipun ada kekurangan dalam unsur dramanya, "Kaka Boss" secara keseluruhan adalah film yang sangat layak untuk ditonton di bioskop. Film ini menjanjikan tawa dan hiburan yang akan membuat penonton melepas penat setelah menjalani aktivitas sehari-hari. Sebagai debut penyutradaraan Arie Kriting, "Kaka Boss" berhasil menunjukkan potensinya sebagai sutradara, serta memberikan warna baru dalam perfilman Indonesia dengan menampilkan cerita dari Indonesia timur.
"Kaka Boss" tayang serentak di bioskop mulai Kamis, 29 Agustus 2024, dan menjadi salah satu tontonan yang tidak boleh dilewatkan tahun ini.*