Kesehatan

Brasil Heboh: Kematian Pertama di Dunia Akibat Virus Oropouche, Begini Gejalanya

0

0

matajambi |

Senin, 29 Jul 2024 15:13 WIB

Reporter : Adri

Editor : Adri

Caption Gambar

Berita Terkini, Eksklusif di Whatsapp

+ Gabung

JAMBI, MATAJAMBI.COM - Brasil baru-baru ini mencatat kematian pertama di dunia akibat virus Oropouche, menimbulkan kekhawatiran global tentang penyebaran penyakit yang disebarkan melalui gigitan nyamuk dan lalat yang terinfeksi. Dua wanita muda di Bahia, Brasil, menjadi korban terbaru dari virus ini, menarik perhatian dunia medis dan masyarakat internasional.

Pada hari Kamis, dua wanita di bawah usia 30 tahun yang tidak memiliki riwayat penyakit komorbid meninggal di Bahia akibat infeksi virus Oropouche. Kementerian Kesehatan Brasil melaporkan bahwa pada tahun 2024, terdapat 7.236 kasus virus Oropouche, mayoritas terjadi di negara bagian Amazonas dan Rondonia. Gejala yang dialami pasien mirip dengan demam berdarah dengue yang parah, termasuk demam, nyeri otot, sendi kaku, sakit kepala, muntah, mual, menggigil, dan sensitivitas terhadap cahaya.

Penjelasan Pakar Epidemiologi

Pakar epidemiologi, Dicky Budiman, menjelaskan bahwa virus Oropouche sebenarnya bukan penyakit baru. Virus ini telah teridentifikasi sejak tahun 1995 dan banyak tersebar di Amerika Latin, termasuk Brasil dan Peru. Dicky menyebutkan bahwa potensi mewabahnya virus ini di negara-negara tropis lain, termasuk ASEAN dan Indonesia, cukup besar. Terutama di wilayah yang dekat dengan habitat liar atau daerah dengan populasi nyamuk yang tinggi.

Dicky menekankan pentingnya surveilans yang ketat dan pemantauan di pintu kedatangan internasional. Setiap individu yang mengeluhkan demam harus diawasi dengan cermat untuk mencegah penyebaran virus ini. Selain itu, Dicky juga menyebutkan potensi virus Oropouche menyebabkan komplikasi serius seperti keguguran dan bayi lahir dengan kondisi kepala kecil, mirip dengan dampak virus Zika.

Baca Juga : Tragis! Selebgram Medan Meninggal Usai Operasi Sedot Lemak di Depok, Kronologi Lengkap Terungkap Disini

Pandangan WHO tentang Virus Oropouche

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memberikan pernyataan tentang virus Oropouche, menjelaskan bahwa virus ini ditularkan ke manusia terutama melalui gigitan nyamuk Culicoides paraensis, yang biasanya ditemukan di daerah berhutan dan di sekitar badan air. Nyamuk Culex quinquefasciatus tertentu juga dapat menjadi vektor. WHO mencatat bahwa sirkulasi virus ini mencakup siklus epidemik dan siklus sylvatik, dengan primata, kukang, dan mungkin burung sebagai inang vertebrata dalam siklus sylvatik.

Penularan dan Potensi Pandemi

Menurut Dicky, meskipun virus Oropouche yang menewaskan dua orang di Brasil memiliki potensi untuk menyebar di Indonesia, risiko menjadi pandemi relatif kecil karena penularannya tidak terjadi antar manusia. Ini berarti bahwa meskipun virus ini dapat menyebabkan wabah lokal yang signifikan, potensi untuk menjadi pandemi global seperti COVID-19 sangat kecil.

Kematian akibat virus Oropouche di Brasil menyoroti pentingnya kewaspadaan dan tindakan pencegahan terhadap penyakit yang disebarkan oleh vektor seperti nyamuk. Meskipun risiko pandemi global rendah, negara-negara tropis seperti Indonesia harus memperketat surveilans dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk melindungi masyarakat dari ancaman kesehatan baru ini. Dengan pengawasan yang tepat dan tindakan pencegahan yang efektif, penyebaran virus Oropouche dapat dikendalikan, mencegah dampak yang lebih luas.*

Share :

KOMENTAR

Konten komentar merupakan tanggung jawab pengguna dan diatur sesuai ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Komentar

BERITA TERKAIT


BERITA TERKINI


BERITA POPULER