Ia menekankan pentingnya transparansi dalam menyampaikan informasi mengenai potensi bencana, tanpa pengingkaran. "Kami belajar dari Jepang, dan kami katakan memang ada potensi gempa, tetapi tujuannya bukan untuk menimbulkan kecemasan, melainkan untuk menyempurnakan mitigasi," tambahnya.
Dwikorita juga mengingatkan bahwa Indonesia merupakan wilayah yang rawan gempa kuat dan tsunami akibat banyaknya sumber gempa, tidak hanya dari megathrust. Ia menyoroti pentingnya memetakan patahan aktif yang ada di darat bersama BRIN dan perguruan tinggi, serta memperingatkan bahwa potensi gempa dan tsunami akan selalu ada.
"Informasi potensi gempa dan tsunami bukan prediksi atau peringatan dini, tetapi merupakan upaya persiapan untuk mencegah risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa," pungkasnya.*