Pada tubuh Afif, ditemukan patah tulang pada tulang iga yang dimulai dari tulang ke-3 hingga tulang ke-12. Patah tulang ini membentuk pola yang hampir segaris, yang mengindikasikan bahwa tulang-tulang tersebut patah akibat gaya besar yang sama. Ade menyebutkan bahwa pada kasus penganiayaan, patah tulang biasanya tidak akan terjadi dengan pola yang seragam. Sebaliknya, penganiayaan cenderung menyebabkan patah tulang di lokasi yang acak dan tidak beraturan, karena kekuatan yang digunakan tidak mungkin merata atau sama pada setiap pukulan atau tendangan.
Penguatan Bukti dari Pola Luka
Selain patah tulang iga, terdapat pula luka patah tulang kemaluan bagian kanan pada tubuh Afif. Luka ini juga dinilai sesuai dengan dampak jatuh dari ketinggian. Ade menjelaskan bahwa luka tersebut terjadi akibat efek kekerasan berenergi tinggi (high energy effect) yang dihasilkan oleh benturan saat tubuh jatuh dari ketinggian. Dalam kasus penganiayaan, tulang yang patah biasanya berada di persambungan antara tulang kemaluan kanan dan kiri. Namun, pada kasus Afif, patahan hanya terjadi di sisi kanan, yang menandakan bahwa ini bukan hasil dari penganiayaan.
Ade menegaskan bahwa kekerasan yang diakibatkan oleh pukulan atau tendangan biasanya tidak digolongkan sebagai kekerasan berenergi tinggi, seperti yang terjadi pada Afif. Hal ini semakin memperkuat kesimpulan bahwa kematian Afif adalah akibat jatuh dari ketinggian, bukan akibat penganiayaan.
Luka Tambahan pada Lengan Kiri
Selain luka-luka akibat jatuh dari ketinggian, tim dokter forensik juga menemukan luka pada lengan kiri Afif. Luka ini diduga terjadi saat Afif terjatuh dari motor yang dikendarai bersama seorang saksi bernama Adit. Ade menjelaskan bahwa luka pada lengan kiri Afif sesuai dengan luka yang ditemukan pada tangan kiri dan bahu kiri Adit, yang juga mengalami kecelakaan saat itu.
Baca Juga : Bikin Geger! Zumi Zola dan Putri Zulkifli Hasan Dikabarkan Pacaran, Apa Kata Sherrin Tharia?
Ade menyebutkan bahwa ketika dua orang mengalami kecelakaan bersama, sangat mungkin mereka mengalami luka yang serupa, terutama jika jatuh ke arah yang sama. Dalam kasus ini, Afif dan Adit sama-sama jatuh ke arah kiri, sehingga luka-luka pada tubuh bagian kiri mereka memiliki kesesuaian. Luka-luka ini juga menunjukkan bahwa insiden kecelakaan motor yang dialami Afif dan Adit berkontribusi terhadap cedera yang dialami oleh Afif.