Mengingat dampak yang sangat serius, Penjabat Bupati Flores Timur, Sulastri H. Rasyid, menaikkan status bencana dari siaga darurat menjadi tanggap darurat. Status ini berlaku selama 58 hari, mulai dari 4 November hingga 31 Desember 2024, dan bisa diperpanjang jika situasi belum membaik.
“Status tanggap darurat diberlakukan selama tiga bulan, dan akan dievaluasi. Jika situasi belum memungkinkan, kami siap memperpanjang hingga kondisi benar-benar aman,” jelas Andriko.
Berdasarkan keterangan warga, erupsi Gunung Lewotobi berlangsung sangat menakutkan. Malam itu, gelap gulita akibat padamnya aliran listrik, disertai suara menggelegar yang berasal dari gunung, membuat warga dilanda ketakutan luar biasa.
Anis Soge (59), warga Desa Dulipali, menggambarkan situasi saat itu. “Ada suara batu jatuh menghantam rumah kami, bahkan tembus hingga keramik. Kami mendengar teriakan minta tolong. Situasi begitu menakutkan,” kenang Anis. Batu-batu yang jatuh bercahaya merah, menambah kesan mengerikan di malam gelap itu.
Baca Juga : Ini Profil Anak Prabowo, Memulai Karir Tekuni Berbagai Profesi Kini Putuskan Jadi Desainer
Oa Sogen, warga lainnya, bercerita bagaimana guntur dan kilat dari arah gunung membuat situasi semakin mencekam. "Tiba-tiba gunung meledak. Kami semua terbangun, seperti ada yang mendobrak pintu. Kami hanya bisa mencari senter dan meraba-raba di tengah kegelapan," tuturnya.