Gubernur Jambi Al Haris Hadiri Puncak Peringatan Hari Kartini ke-146 Provinsi Jambi

Reporter: Admin Mata - Editor: Adri
- Selasa, 21 Mei 2024, 02:32 PM
Gubernur Jambi Al Haris hadiri puncak Peringatan Hari Kartini ke-146 Provinsi Jambi

Selain itu, Gubernur Al Haris juga menyatakan bahwa arti perjuangan ibu Kartini itu adalah perempuan Indonesia yang tetap melaksanakan norma-norma kaidah kaum perempuan. “Mari kita refleksi diri kita, hidup kita, kemana sebetulnya nilai-nilai perjuangan yang sesungguhnya dari ibu kita Kartini itu 146 tahun yang silam. Meskipun peradaban dunia terus berkembang, tantangan makin luar biasa, cobaan juga makin berat, tapi Kartini tetap konsisten dengan perjuangan-perjuangannya,” pungkas Gubernur Al Haris.

Sementara itu, Penasehat BKOW Provinsi Jambi Hj. Hesnidar Haris dalam sambutannya menyatakan bahwa peringatan Hari Kartini ini untuk merayakan dan membangkitkan kembali semangat seorang perempuan dari kota kecil Jepara tentang hak kaum perempuan untuk berdiri setara sebagai warga negara dan makhluk ciptaan Tuhan. “Saya mengajak kita semua, seluruh masyarakat Provinsi Jambi, perempuan maupun laki-laki, untuk terus menyuarakan semangat Kartini tentang kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan, keadilan, persaudaraan, dan kemajuan bagi seluruh anak bangsa ini, setiap kelompok masyarakatnya, agar peradaban negeri yang lebih baik dapat kita wujudkan. Semangat Kartini hendaknya menjadi inspirasi kita semua bahwa kemajuan dan kesejahteraan harus diperjuangkan bersama-sama agar menjadi milik setiap masyarakat negeri ini,” kata Hj. Hesnidar.

“Pada kesempatan yang baik ini, saya mengajak para perempuan Jambi dan seluruh masyarakat Jambi untuk meneladani pemikiran Kartini yang sangat luas terhadap isu kemanusiaan, toleransi, kesetaraan, kesehatan, pendidikan, kemiskinan serta penjajahan. Meningkatkan kepedulian dan kepekaan kita semua, memanfaatkan potensi dan privilise yang dimiliki untuk berperan serta mewujudkan kemaslahatan bagi seluruh masyarakat. Keprihatinan seorang Kartini atas kondisi perempuan yang menjadi warga kelas dua di zamannya terdengar lantang hingga kini setelah lebih dari seabad kepergiannya. Kegundahan yang ia sampaikan melalui rangkaian kata dalam surat-suratnya menunjukkan pemikiran seorang perempuan yang kritis terhadap kondisi sosial yang ada disekitarnya,” lanjut Hj. Hesnidar Haris.

Baca Juga : Ini Penampakan Poto Selfie Pertama di Dunia, Seperti Apa? Klik Disini

Halaman:

Tags

Berita Terkait

Berita Populer

Berita Terbaru Lainnya

X