Investigasi Selama 2 Tahun Terungkap, TikTok Ternyata Akui Dampak Negatifnya bagi Pengguna Muda

Reporter: Bagus - Editor: Bagus
- Selasa, 15 Oktober 2024, 08:53 PM
TikTok dikabarkan menyadari betul dampak buruk aplikasinya terhadap pengguna muda.

MATAJAMBI.COM - TikTok dikabarkan menyadari betul dampak buruk aplikasinya terhadap pengguna muda, berdasarkan dokumen internal yang terungkap dalam gugatan yang diajukan pada Selasa. Sebanyak 13 negara bagian Amerika Serikat sedang menggugat TikTok secara terpisah karena dianggap menyesatkan publik mengenai potensi bahaya dari penggunaan aplikasi tersebut. Salah satu gugatan, yang diajukan oleh kantor jaksa agung Kentucky, mengungkap dokumen internal yang bersifat rahasia setelah redaksinya dinyatakan salah, menurut laporan NPR. Informasi rahasia ini pertama kali dilaporkan oleh Louisville Public Media sebelum hakim kembali menyegel dokumen tersebut.

Investigasi selama dua tahun terhadap TikTok mengungkapkan bahwa pengguna bisa kecanduan aplikasi setelah menonton 260 video—jumlah yang bisa tercapai hanya dalam waktu kurang dari 35 menit di platform yang berkecepatan tinggi seperti TikTok.

Penelitian internal TikTok menunjukkan bahwa "penggunaan kompulsif berkaitan dengan berbagai efek negatif terhadap kesehatan mental, seperti hilangnya kemampuan analitis, gangguan pembentukan memori, penurunan kemampuan berpikir kontekstual, dangkalnya percakapan, menurunnya empati, serta peningkatan kecemasan," menurut gugatan tersebut.

Hal ini tidak hanya terkait dengan cara para remaja menggunakan aplikasi tersebut, tetapi juga dengan apa yang mereka lihat di dalamnya. TikTok secara aktif menurunkan peringkat video yang menampilkan orang-orang yang dianggap tidak menarik dan justru meningkatkan popularitas video dengan filter kecantikan. Tak sulit membayangkan betapa berbahayanya standar kecantikan yang tidak realistis ini bagi pengguna muda.

Baca Juga : Raffi Ahmad Juga Dipanggil Prabowo, Ditawarkan Posisi jadi Wamen?

Dokumen internal juga menunjukkan bahwa TikTok mengelompokkan pengguna ke dalam "filter bubble" atau gelembung konten, di mana seorang pengguna "hanya bertemu dengan informasi dan opini yang sejalan dengan keyakinan mereka sendiri, yang disebabkan oleh algoritma yang mempersonalisasi pengalaman online individu tersebut."

Dokumen lain menunjukkan bahwa pengguna akan dimasukkan ke dalam "filter bubble" ini setelah 30 menit penggunaan aplikasi tanpa henti.

Halaman:

Tags

Berita Terkait

Berita Populer

Berita Terbaru Lainnya

X