Kasus TBC Mencapai Angka Tertinggi di Dunia pada Tahun 2023, WHO: Ini Kemarahan yang Harus Segera Diakhiri!

Reporter: Bagus - Editor: Bagus
- Ahad, 03 November 2024, 02:18 PM
Foto ilustrasi kasus penderita tuberkulosis (TBC).

Faktor Risiko yang Memicu Meningkatnya Kasus TBC

WHO menyebutkan bahwa ada lima faktor risiko utama yang memicu peningkatan kasus TBC, yaitu:

  1. Kekurangan Gizi – Malnutrisi mengurangi daya tahan tubuh, membuat individu lebih rentan terhadap infeksi TBC.
  2. Infeksi HIV – Orang dengan HIV memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, meningkatkan risiko mereka untuk mengembangkan TBC aktif.
  3. Gangguan Penggunaan Alkohol – Konsumsi alkohol berlebih dapat menurunkan kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko terkena TBC.
  4. Merokok – Merokok, terutama di kalangan pria, meningkatkan risiko infeksi paru-paru dan gangguan saluran pernapasan, sehingga rentan terhadap TBC.
  5. Diabetes – Penyakit kronis ini berdampak pada sistem kekebalan tubuh, membuat penderita diabetes lebih rentan terhadap TBC.

Profil Demografis Kasus TBC

Menurut laporan WHO, mayoritas penderita TBC adalah laki-laki (55%), sedangkan perempuan menyumbang 33% dari total kasus. Anak-anak dan remaja muda juga tidak luput dari dampak TBC, dengan presentase sebesar 12%. Tingginya jumlah penderita TBC di kalangan pria sebagian besar dipengaruhi oleh tingginya prevalensi merokok, yang menjadi salah satu faktor risiko utama.

Tuberkulosis: Penyakit yang Mudah Menular Namun Sering Kali Tak Disadari

Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang ditularkan melalui udara dan terutama menyerang paru-paru. Menurut perkiraan WHO, sekitar seperempat dari populasi global memiliki infeksi TBC, namun hanya 5-10% di antaranya yang mengalami gejala. Penderita TBC yang tidak bergejala atau memiliki gejala ringan sering kali tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi, sehingga tanpa disadari dapat menyebarkan penyakit ini kepada orang lain.

WHO memperingatkan bahwa gejala TBC dapat berlangsung ringan selama berbulan-bulan, yang dapat memperpanjang periode penyebaran penyakit tanpa disadari oleh penderita. “Gejala TBC mungkin ringan selama berbulan-bulan, sehingga mudah untuk menyebarkan penyakit kepada orang lain tanpa menyadarinya,” ungkap WHO.

Baca Juga : Panduan Lengkap Memilih Hotel untuk Liburan yang Nyaman dan Aman

Upaya Pengakhiran TBC: Seruan WHO kepada Seluruh Negara

Melihat tingginya kasus dan kematian akibat TBC, WHO menyerukan kepada seluruh negara untuk meningkatkan komitmen dan aksi nyata dalam menangani TBC. Dengan berbagai alat yang tersedia saat ini, mulai dari metode deteksi hingga pengobatan, WHO berharap bahwa negara-negara dapat memperluas akses layanan kesehatan untuk mendeteksi dan mengobati TBC dengan lebih cepat dan efektif. Upaya kolaboratif secara global diperlukan untuk mengakhiri pandemi TBC yang telah merenggut jutaan jiwa selama bertahun-tahun.

Dalam situasi ini, pencegahan dan kesadaran masyarakat juga berperan penting dalam menekan laju penyebaran TBC. Diperlukan edukasi tentang gejala awal TBC, pentingnya menjaga pola hidup sehat, serta akses ke layanan kesehatan untuk deteksi dini. Dengan komitmen yang kuat dari setiap negara, diharapkan angka kematian akibat TBC dapat ditekan dan penyakit ini pada akhirnya bisa dihilangkan sebagai ancaman bagi kesehatan global.*

Halaman:

Tags

Berita Terkait

Berita Populer

Berita Terbaru Lainnya

X