JAMBI, MATAJAMBI.COM - Monkeypox atau cacar monyet kini menjadi perhatian serius di Indonesia, dengan tercatat 88 kasus di seluruh negeri. Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan RI, tiga di antaranya terkonfirmasi berada di Jawa Timur. Kabar ini mengundang perhatian dari berbagai pihak, termasuk dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), dr. Nieke Andina Wijaya, yang mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap penyakit ini.
Gejala Cacar Monyet
Melansir Kompas Sabtu 7 September 2024, menurut dr. Nieke, penyakit cacar monyet memiliki masa inkubasi yang cukup panjang, dengan gejala klinis yang dapat muncul antara 4 hingga 21 hari setelah terpapar virus. Gejala awal cacar monyet mirip dengan flu atau cacar air, meliputi demam, sakit kepala, sakit punggung, nyeri otot, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Setelah gejala awal muncul, ruam akan timbul dalam beberapa hari. Ruam ini dimulai dari bintik-bintik merah yang kemudian berkembang menjadi gelembung berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, hingga akhirnya menjadi keropeng yang mengering dan mengelupas. Infeksi biasanya berlangsung antara 2 hingga 4 minggu, dengan ruam yang cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan, telapak kaki, dan kadang-kadang pada mulut, alat kelamin, dan mata.
Penularan dan Cara Pencegahan
dr. Nieke menjelaskan bahwa penularan cacar monyet dapat terjadi melalui beberapa cara. Kontak langsung dengan hewan atau manusia yang terinfeksi, serta benda yang terkontaminasi virus, dapat menyebabkan infeksi. Virus ini masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang luka atau terbuka, saluran pernapasan, atau selaput lendir seperti mata, hidung, atau mulut.
Baca Juga : Waspada Mpox! Wali Kota Surabaya Terbitkan SE untuk Lindungi Warga dari Cacar Monyet, Bunyinya Begini
Pakaian, tempat tidur, handuk, atau peralatan makan yang telah terkontaminasi virus dari orang yang terinfeksi juga bisa menularkan virus ke orang lain. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung kulit ke kulit atau membran mukosa, termasuk saat berhubungan seks. Meskipun virus ini dapat ditemukan dalam air mani dan swab rektal dari pasien, cacar monyet tidak digolongkan sebagai penyakit infeksi menular seksual (IMS).