Keputusan Mengejutkan Trump: Mengapa JD Vance yang Dulu Menghina Kini Jadi Cawapres?

Reporter: Admin Mata - Editor: No Editor
- Selasa, 16 Juli 2024, 09:10 AM
JD Vance calon wakil presiden Amerika. foto instagram teamjdvance

Setelah penembakan tersebut, Vance menuduh Presiden Joe Biden menghasut serangan itu dengan retorikanya. "Premis utama kampanye Biden adalah bahwa Presiden Donald Trump adalah seorang fasis otoriter yang harus dihentikan dengan cara apa pun," tulis Vance di X. "Retorika tersebut mengarah langsung pada percobaan pembunuhan Presiden Trump."

Baca Juga : Dari Kafe ke Balkon: Jejak Langkah Terakhir Mahasiswi UIN Jambi yang Nekat Terjun dari Lantai 12 Bank 9 Jambi

Namun, para penegak hukum belum menentukan motivasi penembakan tersebut.

Kisah masa kecil Vance yang penuh dengan kesulitan di Middletown, Ohio, dan wilayah perbukitan Kentucky bagian timur, yang dituangkan dalam bukunya, memikat banyak orang.

Dalam buku "Hillbilly Elegy," Vance merinci kehidupan di komunitas-komunitas Appalachian yang menjauh dari Partai Demokrat, yang dianggap oleh banyak penduduknya terputus dari kehidupan sehari-hari mereka. Buku ini menjadi buku terlaris namun juga dikritik karena terkadang terlalu menyederhanakan kehidupan pedesaan dan mengabaikan peran rasisme dalam politik modern.

Sebagai senator, Vance telah menunjukkan kesediaannya untuk bekerja sama. Dia dan senator senior Ohio, Sherrod Brown dari Partai Demokrat, telah bekerja sama dalam sejumlah isu penting bagi negara bagian itu, termasuk memperjuangkan pendanaan untuk fasilitas chip senilai $20 miliar yang dibangun Intel di Ohio dan memperkenalkan undang-undang keselamatan kereta api sebagai tanggapan atas kecelakaan kereta api di Palestina Timur, Ohio.

Baca Juga : Tips Memilih Jasa Renovasi Kantor yang Tepat

Dengan penunjukan ini, hubungan Trump-Vance menjadi simbiosis mutualisme, di mana Vance mendapatkan platform yang lebih besar untuk menyebarkan pesan politiknya, sementara Trump mendapatkan dukungan dari sosok muda yang populer di kalangan konservatif.

Bagaimana kolaborasi ini akan mempengaruhi pemilihan presiden mendatang dan masa depan politik Amerika tetap harus dilihat.*

Halaman:

Tags

Berita Terkait

Berita Populer

Berita Terbaru Lainnya

X