Mewah di Tengah Kesulitan
Sebagai ratu, Marie Antoinette mengalami kemewahan yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Istana Versailles, tempat tinggalnya, merupakan simbol kemewahan dan kekuasaan monarki Prancis. Namun, gaya hidupnya yang glamor dan pengeluaran yang tinggi menjadi bahan kritik dan ketidakpuasan di kalangan rakyat. Istana Versailles yang megah dan perayaan-perayaan berlebihan yang diadakan di sana menjadi simbol dari ketidakpedulian raja dan ratu terhadap kesulitan yang dialami rakyat jelata.
Kritik terhadap Marie Antoinette semakin memuncak ketika dia dianggap sebagai penyebab ketidakstabilan ekonomi yang melanda Prancis. Meskipun banyak faktor yang berkontribusi terhadap krisis ekonomi negara, gaya hidup boros dan kebiasaan pembelanjaan mewah Marie Antoinette diperburuk oleh krisis pangan yang melanda Prancis pada akhir abad ke-18. Ketika rakyat Prancis menghadapi kelaparan dan kemiskinan, ratu dinilai tidak menunjukkan empati atau kepedulian yang memadai terhadap penderitaan mereka.
Simbol dari Ketidakpuasan Rakyat
Marie Antoinette menjadi simbol dari ketidakpuasan rakyat terhadap monarki yang dianggap korup dan tidak sensitif. Meskipun banyak tuduhan yang ditujukan kepadanya tidak sepenuhnya adil, seperti cerita terkenal tentang "biarkan mereka makan kue" yang sebenarnya adalah mitos, persepsi masyarakat terhadap dirinya sangat negatif. Marie Antoinette dianggap sebagai lambang dari kesenjangan sosial dan ketidakadilan yang melanda Prancis pada masa itu.
Pada tahun 1789, Revolusi Prancis meletus, dan Marie Antoinette bersama suaminya, Louis XVI, menjadi target kemarahan rakyat. Mereka dituduh mengkhianati revolusi dan berusaha melarikan diri dari Prancis, yang akhirnya memperburuk situasi mereka. Pada 10 Agustus 1792, istana Versailles diserbu oleh massa revolusioner, dan keluarga kerajaan dipindahkan ke penjara di Paris.
Baca Juga : Mengejutkan! PDIP Umumkan 169 Pasangan Calon di Pilkada 2024: Megawati Siap Gaungkan Nama-Nama Baru
Akhir Tragis
Marie Antoinette diadili oleh Konvensi Nasional pada bulan Oktober 1793 dan dijatuhi hukuman mati dengan guillotine pada 16 Oktober 1793. Eksekusi tersebut menandai akhir dari era monarki absolut di Prancis dan menjadi simbol kemenangan revolusi rakyat.
Kisah Marie Antoinette adalah contoh klasik dari bagaimana figur publik yang mewah dan berkuasa dapat menjadi korban dari ketidakpuasan rakyat dan perubahan sosial yang drastis. Meskipun seringkali diingat sebagai ratu yang terjebak dalam kemewahan dan ketidakpedulian, hidupnya juga mencerminkan tantangan dan kegagalan sistem monarki di era tersebut. Nama Marie Antoinette tetap menjadi pengingat tentang bagaimana sejarah dan politik dapat saling mempengaruhi, dan bagaimana satu orang dapat menjadi simbol dari ketidakadilan sosial yang lebih luas.*