Sebelumnya pada sore hari, massa berupaya mendobrak separator beton yang berada di Jalan Medan Merdeka Barat, tepatnya di depan gedung Sapta Pesona. Mereka memasang tali tambang di separator beton dan menariknya secara bersamaan.
"Jangan biarkan tembok-tembok ini menghalangi kita. Hidup mahasiswa, hidup rakyat Indonesia!" teriak salah satu orator dari mobil komando. Salah satu separator beton pun roboh, disambut sorak sorai massa aksi. Namun, orator meminta massa untuk menahan diri dan tidak menerobos separator tersebut.
Dalam aksi ini, BEM SI menyuarakan setidaknya 12 tuntutan utama. Beberapa di antaranya termasuk:
- Meminta Presiden Joko Widodo untuk tidak campur tangan dalam Pilkada 2024.
- Menolak kembalinya dwifungsi TNI Polri demi menjaga demokrasi Indonesia.
- Mengesahkan UU Perampasan Aset dan RUU Masyarakat Adat.
- Mencabut UU Tapera dan merevisi pasal-pasal yang dianggap bermasalah.
- Mencabut dan merevisi Permendikbud Nomor 2 tahun 2024.
- Menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat dan menindak tegas pelaku represifitas kepolisian.
Hingga berita ini diturunkan, aksi demonstrasi di Jalan Medan Merdeka Barat masih berlangsung dengan ketegangan yang terus berlanjut antara massa mahasiswa dan aparat kepolisian. Keberanian massa aksi untuk bertahan menunjukkan tekad mereka dalam menyuarakan tuntutan-tuntutan yang mereka anggap penting untuk demokrasi dan reformasi di Indonesia.