“Dengan kebijakan pertahanan dan keamanan yang mengedepankan independensi, Turki adalah salah satu dari sedikit negara yang bersedia berpartner dengan Indonesia dalam mekanisme transfer teknologi untuk industri pertahanan,” kata Rizal.
Selama di Ankara, Prabowo juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Hakan Fidan dan Menteri Pertahanan Yaşar Güler, serta sejumlah perwakilan industri pertahanan Turki. Kerja sama di sektor pertahanan dan industri pertahanan menjadi prioritas utama dalam hubungan bilateral antara Indonesia dan Turki, selain bidang perdagangan, energi, konstruksi, dan kesehatan yang tercantum dalam prioritas 1 + 4.
Dalam upaya memanfaatkan perkembangan teknologi Turki, PT Pindad telah menjalin kerja sama joint production dengan FNSS Turki untuk pengadaan 18 unit Medium Weight Tank “Harimau”. Selain itu, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) juga bekerja sama dengan TUSAS Turki dalam pengadaan 12 unit drone ANKA. Kerja sama ini semakin diperkuat dengan pendirian perusahaan joint venture, PT TUSAS Indonesia, di Bandung.*