JAMBI, MATAJAMBI.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus mempercepat penyelesaian proyek infrastruktur di penghujung masa jabatannya. Pada Rabu, 16 Oktober 2024, Jokowi meresmikan beberapa ruas jalan tol strategis yang tersebar di Provinsi Jambi dan Sumatera Utara. Ini merupakan bagian dari upayanya untuk meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah tersebut, serta menjadi bagian dari proyek besar Jalan Tol Trans Sumatera.
Jalan Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 di Jambi
Salah satu infrastruktur yang diresmikan adalah Jalan Tol Bayung Lencir-Tempino seksi 3 di Jambi. Jalan tol sepanjang 34 kilometer ini dibangun dengan anggaran sebesar Rp 5,6 triliun. Proyek ini telah dimulai sejak dua tahun lalu dan kini siap digunakan untuk mempermudah akses dan mempercepat distribusi barang dan jasa di wilayah tersebut.
"Alhamdulillah pada siang hari ini telah selesai jalan tol Bayung Lencir ke Tempino seksi 3 di Provinsi Jambi sepanjang 34 km, menghabiskan anggaran Rp 5,6 triliun, sudah dibangun sejak 2 tahun lalu dan jadi bagian dari jalan tol Trans Sumatera," ujar Jokowi dalam siaran langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Jalan Tol Indrapura-Lima Puluh-Kisaran di Sumatera Utara
Selain itu, Jokowi juga meresmikan dua seksi Jalan Tol Indrapura-Lima Puluh dan Lima Puluh-Kisaran di Sumatera Utara dengan total panjang 47,75 kilometer. Proyek ini memakan biaya investasi sebesar Rp 6,32 triliun dan telah dimulai sejak tahun 2018.
Baca Juga : Mewujudkan Ketahanan Pangan: Upaya Pjs. Gubernur Jambi dalam Pengembangan Sektor Peternakan
Jokowi menegaskan bahwa keberadaan jalan tol ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing wilayah dan mendorong tumbuhnya titik-titik ekonomi baru di Sumatera Utara dan Jambi. "Ini akan jadi daya saing dan akan menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru baik di Sumut maupun di Jambi," jelas Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menyinggung kesalahpahaman terkait sumber pembiayaan pembangunan jalan tol. Menurutnya, meskipun banyak yang berpikir bahwa proyek jalan tol seluruhnya dibiayai oleh sektor swasta, faktanya sebagian besar proyek ini juga melibatkan BUMN dan anggaran dari APBN, terutama untuk proyek yang memiliki Internal Rate of Return (IRR) yang rendah.