SEMARANG, MATAJAMBI.COM - Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Pilgub Jateng) 2024 memasuki babak baru dengan persaingan ketat antara dua pasangan calon yang semakin sengit. Tak hanya berkutat pada kampanye, kini masing-masing tim hukum dari pasangan calon Andika-Hendi (nomor urut 1) dan Luthfi-Yasin (nomor urut 2) saling melapor ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) atas dugaan mobilisasi kepala desa (kades) untuk menggalang dukungan.
Menurut pakar politik Universitas Diponegoro, Wahid Abdulrahman, fenomena ini sebenarnya sudah biasa terjadi dalam pemilihan umum. Wahid menyebutkan bahwa kepala desa memiliki jaringan kuat di wilayahnya, yang dapat memberikan dampak besar dalam mendulang suara pemilih di tingkat lokal.
“Mobilisasi kepala desa dan perangkat desa sudah lazim di Jateng dalam pemilu. Pemilihan langsung kepala desa ini sudah ada bahkan sebelum pemilu langsung, jadi wajar kades terpilih memiliki jaringan dan massa yang bisa memengaruhi pemilih di desa,” ujar Wahid seperti dilansir dari detik.com, Selasa 29 Oktober 2024.
Wahid menjelaskan bahwa pemilih di Jawa Tengah masih banyak yang cenderung memilih berdasarkan kedekatan dengan tokoh lokal, termasuk kepala desa. Hal ini membuat para kandidat memanfaatkan pengaruh kepala desa dalam menggalang dukungan.
Baca Juga : Begini Cara Kerja Mafia BBM di Kupang, Modus Penimbunan Solar Bersubsidi Raup Ratusan Juta Per Hari
“Perilaku pemilih di Jateng masih banyak dipengaruhi kedekatan dengan tokoh di daerahnya. Karena itu, siapapun calon gubernurnya, mereka akan memanfaatkan potensi jaringan kades. Jadi, bukan hal aneh jika terjadi saling lapor soal ini,” tambah Wahid.