Tren Menghirup Gas Balon di Kalangan Remaja: Kenali Bahaya yang Menginta

Reporter: Adri - Editor: Adri
- Rabu, 24 Juli 2024, 09:22 AM
Tren Menghirup Gas Balon di Kalangan Remaja

MATAJAMBI.COM-Dalam beberapa tahun terakhir, sebuah tren yang mengkhawatirkan telah muncul di kalangan anak muda: menghirup gas dari balon sebagai cara untuk mabuk. Praktik ini, yang umumnya melibatkan nitrous oksida, juga dikenal sebagai "gas ketawa," telah mendapatkan popularitas karena efek euforia yang ditimbulkannya.

Namun, yang tidak disadari oleh banyak remaja adalah risiko kesehatan yang serius dan potensi kecanduan yang terkait dengan aktivitas yang tampaknya tidak berbahaya ini.

Bagaimana Nitrous Oksida Digunakan

Menghirup nitrous oksida biasanya melibatkan pengisian balon dengan gas dan kemudian menghirupnya. Gas tersebut menyebabkan rasa tinggi yang singkat dan intens, ditandai dengan perasaan euforia, tawa, dan keterpisahan dari kenyataan.

Baca Juga : Bulan Madu Anda Akan Berubah Selamanya dengan 5 Tempat Ini – Temukan Kenapa!

Pengalaman singkat ini menjadikannya pilihan populer di pesta dan pertemuan sosial. Terlepas dari status hukum dan penggunaan medis yang sah, nitrous oksida tidak aman untuk dihirup untuk rekreasi.

Dampak Merugikan dari Menghirup Nitrous Oksida

1. Kekurangan Oksigen

Salah satu bahaya paling langsung dari menghirup nitrous oksida adalah kekurangan oksigen. Gas tersebut menggantikan oksigen di paru-paru, mengurangi jumlah yang tersedia untuk otak dan organ vital lainnya. Hal ini dapat menyebabkan hipoksia, yang mengakibatkan gejala seperti pusing, kebingungan, dan dalam kasus yang parah, tidak sadarkan diri atau kematian.

Baca Juga : Ini Strategi Timnas Indonesia Lolos ke Semifinal Piala AFF U-19

2. Kerusakan Neurologis

Penggunaan nitrous oksida yang berkepanjangan atau sering dapat menyebabkan kerusakan neurologis yang signifikan. Gas tersebut mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap vitamin B12, yang menyebabkan kerusakan saraf. Hal ini dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan pada ekstremitas, dan bahkan gangguan neurologis jangka panjang jika tidak ditangani.

Halaman:

Tags

Berita Terkait

Berita Populer

Berita Terbaru Lainnya

X