"Kasihan kena imbasnya, niatnya baik merantau…smangat kawan," tulis salah satu pengguna @duhd** ni*.
Namun, tidak semua komentar bernada positif. Beberapa netizen menyinggung kebiasaan warga NTT yang dianggap tidak sesuai dengan lingkungan di Bali, terutama kebiasaan memutar musik dengan volume tinggi menggunakan speaker aktif di kos-kosan. Hal ini dianggap mengganggu tetangga dan mungkin menjadi salah satu alasan mengapa warga NTT kesulitan mendapatkan kos.
"Salnya sekamar 6 orang yang tinggal, udah gitu kalau ngundang teman banyaknya minta ampun, udah gitu ribut terus minum, nanti rusuh gitu habis minum," komentar @M** mengungkapkan keluhannya.
Ada juga yang menyinggung kebiasaan membawa sound system besar dan menggelar "konser" dadakan di pagi hari. "Mereka bawa sound system gede banget coooo konser tiap pagi," tulis @th*.fe* dengan nada canda.
Baca Juga : Kementerian Luar Negeri Ceritakan Kondisi Terkini WNI Usai Topan Yagi Terjang Vietnam
Adaptasi Budaya Jadi Tantangan
Selain kritik, banyak netizen yang memberikan saran agar perantau seperti @Darahmanggarai05 lebih bisa menyesuaikan diri dengan budaya setempat. Pengguna TikTok @no**** misalnya, menyarankan pentingnya menciptakan lingkungan yang nyaman dan saling menghormati agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Bali.