"Kita ciptakan lingkungan aman dan nyaman pasti kita diterima dimanapun kita tinggal. Jangan lupa saling menghormati di lingkungan. Mungkin budaya kita beda, sebagai perantau harus menyesuaikan," tulisnya dengan nada bijak.
Komentar ini mencerminkan betapa pentingnya adaptasi budaya bagi perantau yang hidup di daerah baru. Bagi warga NTT, yang terkenal dengan gaya hidup komunal dan kebiasaan yang lebih santai, penyesuaian diri dengan budaya yang lebih individualistis seperti di Bali bisa menjadi tantangan tersendiri.
Di tengah berbagai kritik, beberapa pengguna TikTok juga menawarkan bantuan nyata. Ada yang bersedia mencarikan kos untuk @Darahmanggarai05 di daerah Jimbaran, menunjukkan solidaritas di kalangan sesama netizen.
Dalam video, @Darahmanggarai05 berharap ada yang bisa membantu mencarikan tempat tinggal yang lebih layak di Bali, khususnya di kawasan Taman Jimbaran. Permintaan ini memicu beberapa pengguna lain untuk turun tangan, menunjukkan bagaimana media sosial dapat menjadi wadah untuk saling membantu di tengah tantangan hidup.
Baca Juga : Tiba-tiba Bintang Timnas Indonesia Thom Haye Gabung Klub Almere City FC, Klub Belanda
Curhatan @Darahmanggarai05 bukan hanya sekadar cerita pribadi, melainkan mencerminkan fenomena yang lebih luas tentang kehidupan perantau di kota-kota besar di Indonesia. Banyak perantau, terutama dari daerah terpencil seperti NTT, yang datang ke Bali dengan harapan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Namun, mereka sering kali dihadapkan pada realitas sulit, termasuk masalah tempat tinggal, biaya hidup yang tinggi, dan perbedaan budaya yang tajam.