MATAJAMBI.COM - Setelah sempat tersandung kontroversi karena candaan yang dianggap merendahkan pedagang es teh, Gus Miftah kini kembali aktif berdakwah. Pendakwah bernama asli Miftah Maulana Habiburrohman ini sebelumnya telah meminta maaf secara terbuka dan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden. Namun, gaya ceramahnya yang khas tetap menuai perhatian publik.
Baru-baru ini, Gus Miftah mengisi sebuah kajian di Yogyakarta, seperti yang diunggah oleh akun Instagram @medsos_rame. Dalam kesempatan tersebut, ia menyinggung kasus yang melibatkan KH Usman Ali, yang disebut kehilangan banyak undangan ceramah akibat insiden yang terjadi sebelumnya. "KH Usman kehilangan 40 jadwal ceramah gara-gara tertawa ngakak," ujar Gus Miftah dalam ceramahnya, dikutip pada Senin, 27 Januari 2025.
Dalam ceramahnya, Gus Miftah mengingatkan jamaah untuk lebih serius dan tidak bercanda saat pengajian berlangsung. Ia menyinggung insiden sebelumnya yang melibatkan KH Usman Ali, yang videonya viral karena tertawa terbahak-bahak saat Gus Miftah melontarkan candaan tentang pedagang es teh.
“Gak usah ketawa, nanti viral. Kasihan kayak Kiai Usman,” ujarnya, sambil menirukan gaya tertawa KH Usman yang sempat menjadi perhatian publik. Akibat video tersebut, KH Usman disebut kehilangan hingga 40 jadwal ceramah, yang berdampak pada aktivitas dakwahnya.
Baca Juga : Libur Panjang 11 Hari di Idul Fitri 2025! Jadwal Resmi dan Tips Maksimalkannya
KH Usman Ali adalah seorang tokoh Islam terkemuka dan pendiri Pondok Pesantren API Al-Huda di Magelang, Jawa Tengah. Lahir pada 5 Juli 1975, ia dikenal sebagai ulama moderat yang aktif di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU). Sosoknya dihormati di komunitas muslim di Magelang dan sekitarnya, namun kontroversi ini membawa dampak signifikan pada reputasinya.
Insiden yang terjadi pada acara "Magelang Bersholawat" di November 2024 menjadi titik awal permasalahan. Dalam acara tersebut, KH Usman terlihat tertawa lepas saat Gus Miftah melontarkan candaan yang dianggap tidak pantas. Video itu viral dan menuai kritik tajam dari masyarakat, sehingga berimbas pada karier dakwahnya.