Disampaikan Wagub Sani, demi menjadikan sebuah daerah yang maju, tentu tidaklah mudah, upaya yang terarah, terkoordinasi, kerja keras dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan, menjadi sesuatu yang dapat diwujudkan. "Semoga kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan ini dapat meningkatkan literasi perempuan dalam investasi di pasar modal, yang akan membawa pengaruh terhadap cara pengelolaan dan pengambilan keputusan tentang keuangan yang baik, sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat," ucap Wagub Sani.
Lebih lanjut Wagub Sani mengungkapkan, sinergisitas yang dilaksanakan sejalan dengan tujuan global Sustainable Development Goals (SDGs), diantaranya peningkatan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, lapangan pekerjaan, dan pekerjaan yang layak, pengentasan kemiskinan, serta menurunkan kesenjangan masyarakat. "Semoga dengan meningkatnya sinergi, kolaborasi serta keterlibatan seluruh lapisan masyarakat bersama dengan pihak terkait, maka akan meningkatkan keuangan yang mengakibatkan semakin menurunnya tingkat kemiskinan masyarakat, yang pada akhirnya akan bermuara pada perkembangan perekonomian Provinsi Jambi," ungkap Wagub Sani.
Dalam kesempatan tersebut Wagub Sani juga mengharapkan, melalui sosialisasi ini peserta sosialiasi dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap pasar modal. "Seluruh peserta sosialisasi dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap pasar modal yang dapat memperbaiki pola pikir dan perilaku masyarakat dalam kemampuan perencanaan keuangan yang baik, serta mampu mengelola keuangan sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan," pungkas Wagub Sani.
Baca Juga : Jangan Terlalu Lama, Ini Batas Waktu yang Cocok untuk Tidur Siang Bagi Kesehatan Menurut Para Ilmuan
Sebelumnya, Deputi Komisioner Hubungan Internasional APU-PPT OJK Bambang Muktiriadi menyerahkan bantuan CSR HUT ke-46 Pasar Modal Indonesia secara simbolis kepada Wakil Gubernur Jambi H. Abdulah Sani berupa Pengadaan 2 unit Kendaraan Fasilitas Ambulance untuk Provinsi Jambi.
Dalam sambutannya Bambang Muktiriadi menyampaikan bahwa masyarakat harus berhati-hati dalam berinvestasi agar tak terjebak. "Saat ini banyak penipuan berkedok investasi yang menawarkan keuntungan besar dalam waktu cepat. Selain itu, investasi bodong ini juga memakan korban dari berbagai latar belakang pendidikan. Ini artinya pendidikan tinggi bukan jaminan tingkat literasi keuangannya sudah baik," ujarnya.