Biasanya, zona waktu di Antartika didasarkan pada klaim teritorial serta zona waktu negara yang memasok kebutuhan mereka. Sebagai contoh, Stasiun Kutub Selatan Amundsen-Scott menggunakan zona waktu Selandia Baru (GMT +12) karena suplai utama mereka berasal dari Christchurch, Selandia Baru. Jam di sana juga disesuaikan dengan daylight saving time, yang mengharuskan perubahan waktu dua kali dalam setahun.
Beberapa stasiun lain, seperti Troll Station, menyesuaikan waktu mereka dengan jam setempat. Wisatawan yang datang ke Antartika juga sering memilih untuk menggunakan zona waktu negara asal mereka sendiri.
Baca Juga : Sudah Dua Keluarga Datang ke RS Polri Beri Laporan Terkait 7 Jenazah di Kali Bekasi
Selain Antartika, Kutub Utara juga tidak memiliki zona waktu khusus. Namun, berbeda dengan Antartika yang merupakan benua, Kutub Utara hanya terdiri dari es laut yang terapung di Samudra Arktik. Di sana, setiap orang bebas menentukan waktu mereka sendiri tanpa batas-batas wilayah atau hukum yang mengaturnya.*