Di Jepang, beberapa biksu Buddha mempraktikkan ritual "Sokushinbutsu," di mana mereka membuat mumi diri mereka sendiri saat masih hidup. Dengan mengurangi asupan makanan dan hanya mengonsumsi kacang-kacangan, biji-bijian, serta kulit pohon, mereka menjalani proses mumifikasi yang bisa memakan waktu beberapa tahun.
Baca Juga : KPU Batang Hari Umumkan Pendaftaran Calon Bupati dan Wakil Bupati 2024: Ini Aturan dan Proses Lengkap
Ritual ini diyakini sebagai tindakan tertinggi dari disiplin diri dan pengabdian, yang memungkinkan biksu mencapai kondisi spiritual yang lebih tinggi.
6. Pemakaman Gantung Orang Igorot di Filipina: Menghubungkan dengan Roh Nenek Moyang**
Masyarakat Igorot di Filipina memiliki kebiasaan unik dalam penguburan dengan menggantung jenazah di peti mati yang diletakkan di sisi tebing. Peti mati ini seringkali berukuran kecil dan jenazah diletakkan dalam posisi janin.
Suku Igorot percaya bahwa dengan menggantung peti mati, mereka mendekatkan orang mati kepada roh nenek moyang dan melindungi jenazah dari binatang buas serta banjir.
Baca Juga : Meriahkan Jalan Santai, Bupati Muaro Jambi Sosialisasikan Pilkada Serentak 2024
7. Pemakaman Jazz di New Orleans, AS: Perayaan Kehidupan dan Musik
Di New Orleans, Louisiana, pemakaman sering kali merupakan acara yang meriah dikenal sebagai "pemakaman jazz." Upacara ini dimulai dengan pawai suram yang dipimpin oleh band tiup, lalu berubah menjadi musik jazz ceria setelah jenazah dikuburkan.
Tradisi ini berakar pada budaya Afrika-Amerika yang kaya di kota tersebut dan merupakan perayaan kehidupan almarhum, dengan keyakinan bahwa kematian adalah awal yang baru, bukan akhir.*
