MATAJABI.COM - Pasangan selebritas Luna Maya dan Maxime Bouttier akan kembali menggelar momen spesial dalam hubungan mereka.
Setelah mengikat janji suci dalam pernikahan yang berlangsung dua hari penuh di Bali pada 7 dan 8 Mei 2025, keduanya kini bersiap untuk menyelenggarakan resepsi kedua yang akan berlangsung di Jakarta pada Rabu, 30 Juli 2025.
Rencana digelarnya pesta tambahan di Ibu Kota diungkap langsung oleh Luna Maya dalam perbincangannya bersama desainer Ivan Gunawan yang tayang di kanal YouTube.
Luna menjelaskan, banyak rekan dan kerabat yang merasa tak mendapat undangan untuk hadir di acara pernikahan di Bali.
Baca Juga: Zulva Fadhil Luncurkan Program Makan Bergizi Gratis, 123 Anak PAUD Langsung Dapat Manfaatnya!
“Beberapa hari setelah acara Bali, banyak yang tiba-tiba muncul di media bilang, ‘Aku nggak tahu kenapa nggak diundang,’” ujar Luna dengan santai.
Ia juga membeberkan bahwa persiapan menuju hari bahagia mereka terbilang singkat, hanya sekitar dua bulan. Hal itu membuat keduanya harus membagi waktu dan tenaga untuk berbagai urusan teknis yang berjalan bersamaan.
Dalam wawancara tersebut, Luna mengakui bahwa daftar tamu undangan menjadi salah satu tantangan tersendiri.
Menurutnya, Maxime sudah menyelesaikan daftarnya dalam waktu seminggu, namun dirinya butuh waktu lebih lama karena harus memilah siapa saja yang benar-benar harus diundang.
Baca Juga: RPJMD 2025–2029 Disorot! Fraksi PPP Jambi Bongkar Proyek Multiyears, Skandal Surat ASN, dan Dana APBD Mengendap
“List Maxime beres dalam seminggu, sementara aku masih bingung banget. Di Bali aja tamunya udah padat banget,” katanya.
Luna menambahkan bahwa keterbatasan kapasitas venue di Bali juga menjadi salah satu alasan banyak nama tidak masuk ke daftar undangan.
“Venue kita cuma cukup untuk 250 orang. Tapi jangan mikir 250 undangan, itu total tamu. Jadi undangan cuma sekitar 125, sisanya plus-one. Ya totalnya paling 230-an,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa pembatasan tamu bukan karena tidak menghargai kehadiran orang-orang tertentu, melainkan semata-mata karena keterbatasan tempat.