MATAJAMBI.COM - Di era digital yang nyaris serba instan, pencarian informasi lewat Google menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Namun, apakah kemudahan akses ini benar-benar membantu memunculkan ide-ide segar? Atau justru menumpulkan daya pikir kreatif kita?
Sebuah studi terbaru dari Carnegie Mellon University (CMU) mencoba menjawab pertanyaan itu.
Hasilnya dampak Google terhadap kreativitas tergantung pada situasi dan cara penggunaannya.
Dalam konteks tertentu, internet bisa mempercepat pencarian ide, tapi di sisi lain, juga bisa membuat pikiran kita mandek dalam pola-pola yang sudah umum.
Baca Juga: Mikroplastik Diam-diam Masuk ke Minuman Anda, Ini Sumber Tak Terduganya
Menurut para peneliti, kemampuan manusia untuk berpikir kreatif adalah kunci dalam menghadapi perubahan dan menyelesaikan persoalan yang rumit.
Namun, proses ini bisa terganggu oleh apa yang disebut sebagai efek fiksasi kondisi saat seseorang terlalu terjebak pada satu cara berpikir karena telah terdampak oleh ide-ide yang ada sebelumnya, termasuk yang berasal dari hasil pencarian online.
Riset yang dipimpin oleh tim dari Departemen Ilmu Sosial dan Pengambilan Keputusan CMU ini menelusuri bagaimana akses terhadap informasi digital, khususnya melalui Google, mempengaruhi kemampuan individu maupun kelompok dalam berpikir kreatif.
Sebanyak 244 mahasiswa usia 18–22 tahun ikut serta dalam eksperimen tersebut. Mereka dibagi secara acak ke dalam dua kelompok satu kelompok diberi akses ke Google, sementara kelompok lainnya tidak.
Baca Juga: Pemuda Pancasila Kota Jambi Gelar Yasinan Rutin, Suasana Haru dan Penuh Doa Menyelimuti Malam!
Tugas mereka adalah menghasilkan sebanyak mungkin ide penggunaan baru untuk dua benda sehari-hari payung dan perisai dalam waktu tiga menit.
Hasilnya menunjukkan bahwa untuk benda seperti payung yang banyak referensinya di internet kelompok dengan akses ke Google cenderung mencetak lebih banyak ide.
Namun, ketika tantangan lebih abstrak seperti perisai diberikan, akses internet tidak memberikan keunggulan berarti. Bahkan, dalam kerja kelompok, tim yang tidak menggunakan Google justru menghasilkan ide-ide yang lebih unik dan beragam.
Menurut peneliti utama, Dr. Danny Oppenheimer, hal ini disebabkan karena orang yang mengandalkan Google cenderung menemukan dan menyalin jawaban yang sama, dalam urutan yang mirip.