“Kita contohkan dalam kasus misalnya QRIS itu memuat berbagai macam data transaksi,dan pola konsumsi satu negara. Saat ini ada intensi menggantikan QRIS dengan mekanisme dari luar negeri yang menyebabkan data bisa bocor ke pihak luar. Ke depan apabila pengusaha kita mengembangkan AI untuk mendukung pendidikan, pertanian dan perikanan, jangan sampai kemudian dijual ke pihak luar hanya karena jumlah uang. Hal ini karena mereka akan menguasai data-data masyarakat Indonesia dan dapat memetakan kita” ujar Soegiharto.
Sabrang yang merupakan Filsuf dan Praktisi AI sekaligus pimpinan Symbolic.id menyatakan bahwa perlu dipahami bahwa sejauh mana AI dapat bekerja dan apa resiko yang dapat ditimbulkan bagi masing-masing orang.
Baca Juga: Viral! Paula Diceraikan karena Makan Berdua dengan Pria Lain, Hotman Paris: 'Itu Bukan Alasan Sah!'
Menurutnya, AI diciptakan untuk meningkatkan kapabilitas manusia, dalam hal ini mengefisiensikan waktu dan energi. Artificial Intelligence spesial karena memangkas banyak langkah untuk menghasilkan sesuatu jauh lebih banyak ketimbang teknologi terdahulu.
“Semakin simpel pekerjaan seseorang, misalnya pekerjaan cleaning service maka akan semakin cepat pekerjaannya digantikan oleh Artificial Intelligence. Semakin kompleks pekerjaan seseorang maka akan semakin sulit digantikan oleh Artificial Intelligence, pekerjaan kompleks ini misalnya level manajer dan CEO. Saat ini, Artificial Intelligence sudah pada tahapan dapat menggantikan pekerjaan-pekerjaan yang kompleks tersebut”, kata Sabrang.
AI Dalam Olahraga
Optimisme disampaikan oleh Adhitia Herawan yang merupakan CEO Persib Bandung. Ia menyatakan bahwa Artificial Intelligence sangat membantunya dalam menganalisa jalannya permainan sepakbola, kualitas pemain hingga pemain mana yang harus diganti pada babak kedua permainan.
“Terdapat kamera yang merekam real time semua pergerakan pemain. Statistik bahwa Persib Bandung permainannya lebih baik di babak kedua adalah karena Artificial Intelligence mencatat atribut matrix pergerakan bahkan hingga detak jantung. Komparasi data pertandingan dan Latihan. Hal-hal seperti arah passing dan hitmap tergambar semua secara jelas dalam Analisa AI”, kata Adhitia.
Penyesuaian Regulasi
Baca Juga: Viral! Paula Diceraikan karena Makan Berdua dengan Pria Lain, Hotman Paris: 'Itu Bukan Alasan Sah!'
Terakhir, tanggapan positif diutarakan oleh Martyn Terpilowski yang optimis bahwa AI hanya akan menggantikan manusia di sektor-sektor pekerjaan yang manusia tidak ingin lakukan.
Kepercayaan ini mengingat Perusahaan-perusahaan AI seperti Open AI dan Chat GPT telah menginvestasikan milyaran dollar Amerika Serikat untuk merugikan manusia. Yang menurutnya menjadi tantangan adalah kemauan dan komitmen pemerintah untuk membuat perubahan regulasi yang mempersulit kepercayaan investor terutama terkait teknologi AI.