Di berbagai masjid di Indonesia, shalat witir biasanya dilakukan dalam 3 rakaat.
Bacaan yang umum digunakan dalam shalat witir adalah surat al-A’la pada rakaat pertama, al-Kafirun di rakaat kedua, dan al-Ikhlas pada rakaat ketiga.
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai bacaan rakaat ketiga shalat witir, terutama terkait tambahan bacaan surat lain selain al-Ikhlas.
Baca Juga: Danau Misterius Ini Bisa Mengubah Hewan Jadi Batu! Mitos atau Fakta?
Mengacu pada sumber dari Nahdlatul Ulama (NU), ulama Syafi’iyyah dan Hanabilah memiliki kesepakatan bahwa dianjurkan membaca surat al-A’la di rakaat pertama dan al-Kafirun di rakaat kedua.
Sedangkan pada rakaat terakhir, menurut ulama Syafi’iyyah, dianjurkan membaca surat al-Ikhlas yang disertai dengan al-Mu’awwidzatain.
Al-Mu’awwidzatain adalah dua surat terakhir dalam Al-Qur’an, yakni surat al-Falaq dan an-Nas.
Namun, ulama Hanabilah berpendapat bahwa membaca surat al-Ikhlas saja sudah mencukupi.
Dalil Bacaan Shalat Witir
Baca Juga: Benarkah Duduk dan Tidur Membakar Kalori? Ini Penjelasannya!
Ulama dari mazhab Syafi’iyyah merujuk pada hadits yang diriwayatkan oleh an-Nasai dan Ibnu Majah.
Dalam hadits tersebut disebutkan bahwa saat Sayyidah Aisyah ditanya mengenai surat apa yang biasa dibaca oleh Nabi Muhammad SAW dalam shalat witir, ia menjawab bahwa Rasulullah membaca surat al-A’la di rakaat pertama, al-Kafirun di rakaat kedua, dan al-Ikhlas bersama dengan al-Mu’awwidzatain di rakaat ketiga.
Sedangkan menurut Muhammadiyah, bacaan shalat witir biasanya menggunakan surat al-A’la, al-Kafirun, dan al-Ikhlas.