MATAJAMBI.COM-Seorang siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya, berinisial EN, mengalami trauma setelah menjadi korban kekerasan verbal yang dilakukan oleh pria berinisial IV. Kejadian ini bermula dari perseteruan yang terjadi saat pertandingan basket di salah satu mal di Surabaya.
Dalam insiden tersebut, EN diduga mengejek AL, siswa SMA Cita Hati Surabaya yang merupakan anak IV, dengan sebutan yang dianggap menghina. Tindakan tersebut memicu amarah IV, yang kemudian mendatangi SMA Gloria 2 bersama beberapa orang.
Pada Senin 21 Oktober 2024, IV mendatangi sekolah EN saat jam pulang dan meminta EN meminta maaf dengan cara memaksa bersujud dan menggonggong.
Momen ini terekam dalam video yang kemudian viral di media sosial, memicu perhatian dan keprihatinan publik. Sejumlah guru, petugas keamanan sekolah, serta bhabinkamtibmas setempat berusaha meredam situasi, namun IV tetap membentak dan memaksa EN.
Baca Juga : Pjs. Gubernur Sudirman Puji DPRD Jambi: Anggaran 2025 Tuntas di Tengah Tantangan
Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Dirmanto, menyatakan bahwa EN mengalami trauma akibat kejadian tersebut. Pihak kepolisian saat ini tengah memberikan pendampingan psikologis untuk membantu memulihkan kondisi mental EN.
“Kami terus berkomunikasi dengan sekolah dan melakukan upaya pendampingan agar kondisi anak ini membaik,” ujar Dirmanto.
Pihak sekolah, melalui kuasa hukumnya Sudiman Sidabukke, melaporkan IV ke Polrestabes Surabaya dengan tuduhan perbuatan tidak menyenangkan dan pemaksaan sesuai Pasal 335 KUHP.
Sudiman menyebut tindakan IV mengganggu keamanan dan kenyamanan siswa-siswi serta tenaga pendidik. “Banyak siswa merasa takut dan orang tua cemas dengan keamanan anak-anak mereka. Kami percayakan penyelesaian ini kepada kepolisian untuk keadilan semua pihak,” jelasnya.
Baca Juga : Belum Bisa Bertemu Prabowo, PDI-P Bilang Begini Soal Kondisi Kesehatan Megawati
Insiden ini menimbulkan keresahan luas di kalangan siswa dan orang tua. Ratusan orang tua dilaporkan menghubungi sekolah untuk memastikan keamanan anak-anak mereka. SMA Gloria 2 menegaskan komitmennya dalam menjaga keamanan lingkungan belajar dan berharap permasalahan ini dapat diselesaikan dengan adil.
Dirmanto menegaskan bahwa penyelidikan kasus ini akan diusut tuntas. “Pihak sekolah terus mendorong proses hukum. Kami berupaya memastikan peristiwa ini terang benderang agar tidak simpang siur,” katanya. Kepolisian pun mengimbau agar publik tidak memperkeruh situasi, demi masa depan anak-anak yang terlibat.
Pria berinisial IV diketahui merupakan seorang pengusaha hiburan malam di Surabaya. Meski sempat dilakukan mediasi antara pihak sekolah dan IV, mediasi tersebut tidak menghasilkan kesepakatan. Langkah hukum pun menjadi pilihan terakhir untuk menjamin keamanan dan perlindungan bagi siswa serta menjaga stabilitas sekolah.