Hiburan

Sering Dibilang Perempuan Sempurna Kalau Sudah Punya Anak, Artis Dhini Aminarti Beri Jawaban Menohok!

0

0

matajambi |

Sabtu, 31 Agu 2024 09:57 WIB

Reporter : Adri

Editor : Adri

Caption Gambar

Berita Terkini, Eksklusif di Whatsapp

+ Gabung

MATAJAMBI.COM - Dalam perjalanan hidup, setiap orang dihadapkan pada tantangan yang berbeda. Bagi sebagian besar perempuan, terutama setelah menikah, salah satu tantangan yang kerap muncul adalah harapan masyarakat untuk segera memiliki anak. Stigma bahwa seorang wanita baru dianggap sempurna setelah menjadi ibu sering kali membayangi banyak pasangan, termasuk Dhini Aminarti dan Dimas Seto.

Pasangan yang menikah pada tahun 2009 ini, hingga kini masih belum dikaruniai momongan. Sama seperti pasangan lainnya yang berada dalam situasi serupa, Dhini dan Dimas kerap menghadapi omongan-omongan yang tidak mengenakkan dari lingkungan sekitar. Namun, Dhini memilih untuk tidak terlarut dalam stigma negatif tersebut.

Menghadapi Stigma Sosial di Awal Pernikahan

Dalam sebuah wawancara yang diunggah melalui akun TikTok @Daniel Mananta Networks, Dhini Aminarti menceritakan pengalamannya di awal pernikahan. Ia mengungkapkan bagaimana dirinya sempat merenungkan omongan-omongan orang yang mengatakan bahwa wanita belum sempurna jika belum memiliki anak.

“Dengan stigma yang orang bilang, kalau misalkan kita belum hamil, kita belum melahirkan, belum bisa merasakan sebagai seorang wanita yang sempurna, itu awal-awal nikah memang aku mikir, apa iya ya?” ujarnya dengan jujur.

Baca Juga : Trah Nurdin Bersatu Turun Gunung untuk Dukung Zumi Laza di Pilkada Tanjab Timur

Pada masa-masa awal pernikahannya, stigma ini cukup membebani pikiran Dhini. Ia merasa tertekan oleh harapan dan ekspektasi masyarakat yang seolah-olah menempatkan kesempurnaan seorang wanita pada status keibuannya. Namun, seiring berjalannya waktu, Dhini menyadari bahwa tidak semua orang memiliki perjalanan hidup yang sama, dan kesempurnaan seorang wanita tidak dapat diukur hanya dari satu aspek saja.

Proses Belajar dan Menemukan Makna Kesempurnaan

Perjalanan waktu memberikan Dhini kesempatan untuk merenung dan belajar dari orang-orang di sekitarnya. Ia mulai menyadari bahwa pandangan tentang kesempurnaan seorang wanita seharusnya tidak dibatasi oleh kemampuan untuk melahirkan anak. Sebaliknya, kesempurnaan itu dapat dilihat dari bagaimana seorang wanita mendidik anak-anaknya dan menjalankan perannya dalam keluarga dan masyarakat.

“Tapi berjalannya waktu, aku berusaha untuk selalu belajar, berusaha dekat dengan orang-orang yang memang lingkungannya, Insya Allah menurut aku baik, yang benar-benar bisa men-support aku. Ya, aku menepis itu semua, karena kita tau dari mana dia benar-benar menjadi seorang wanita yang sempurna dengan dia melahirkan, dengan dia hamil?” tuturnya.

Bagi Dhini, kesempurnaan seorang wanita lebih dari sekadar menjadi ibu secara biologis. Ia percaya bahwa seorang wanita dapat menjadi figur yang sempurna ketika ia mampu menjalankan tanggung jawabnya dengan baik, baik sebagai istri, anak, maupun sebagai anggota masyarakat. Lebih dari itu, peran penting seorang ibu adalah bagaimana ia mampu mendidik anak-anaknya untuk menjadi individu yang baik dan berguna.

Kesempurnaan dalam Perspektif Pendidikan Anak

Dalam Islam, ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Dhini menegaskan bahwa tanggung jawab terbesar seorang ibu bukan hanya melahirkan, tetapi juga memastikan bahwa anak-anaknya tumbuh dengan nilai-nilai moral dan akhlak yang baik. Menurutnya, seorang wanita tidak bisa dianggap sempurna hanya karena melahirkan anak, melainkan dari bagaimana ia mendidik anak-anak tersebut.

Baca Juga : Cara Daftar QR Code Pertalite Jelang Pembatasan 1 Oktober, Cek Di Sini!

“Tapi ternyata dia gagal mendidik anak, di kita (Islam) madrasah pertama itu adalah ibunya. Tapi kalau misalnya ternyata kita lihat ending-nya anak ini bukan jadi anak yang baik, menurut aku dia bukan menjadi seorang perempuan yang sempurna, karena dia tidak berhasil mendidik anak ini dengan baik,” katanya.

Share :

KOMENTAR

Konten komentar merupakan tanggung jawab pengguna dan diatur sesuai ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Komentar

BERITA TERKAIT


BERITA TERKINI


BERITA POPULER