MATAJAMBI.COM - Banyak orang mengira parfum akan selalu berbau sama sepanjang hari. Padahal, kenyataannya tidak demikian. Faktor cuaca terutama panas, kelembapan, dan hujan memegang peranan besar dalam menentukan bagaimana aroma parfum berkembang di kulit dan berapa lama wanginya bertahan.
Di wilayah beriklim tropis seperti Lagos, cuaca bukan hanya panas, tetapi juga lembap, mudah berubah, dan belakangan bahkan diwarnai hujan yang datang tak terduga, termasuk di bulan Desember yang seharusnya identik dengan harmattan. Kondisi ini secara tidak langsung membuat parfum bekerja lebih keras di kulit pemakainya.
Perubahan suhu dan kelembapan memengaruhi cara molekul wewangian menguap dan menyebar. Artinya, memilih parfum tidak bisa sembarangan aroma yang cocok di cuaca dingin belum tentu bertahan di suhu panas yang lembap.
Bagaimana Cuaca Mempengaruhi Parfum?
Secara sederhana, berikut penjelasan ilmiah yang menjelaskan mengapa parfum bisa terasa berbeda tergantung cuaca:
Suhu panas mempercepat penguapan parfum, membuat aromanya tercium lebih kuat di awal, tetapi cepat menghilang.
Kelembapan tinggi mendorong aroma “naik” dari kulit, sehingga top notes yang ringan seperti citrus dan floral cepat menguap. Cuaca lebih sejuk atau harmattan memperlambat penguapan, memungkinkan aroma berat bertahan lebih lama dan terasa lebih dalam.
Hujan dapat “mengencerkan” aroma di udara, terutama parfum dengan karakter segar dan citrus.
Karena alasan inilah, menyesuaikan jenis parfum dengan kondisi cuaca menjadi kunci agar wanginya tetap optimal.
Aroma Parfum Berdasarkan Musim dan Suhu
Para ahli wewangian menyarankan pendekatan berbeda dalam memilih parfum sesuai cuaca: