Selain itu, Airlangga menyinggung kontribusi besar Partai Golkar dalam pemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024. Ia juga memamerkan keberhasilan partainya dalam meningkatkan perolehan suara pada Pileg 2024, di mana Golkar berhasil meraih 102 kursi di DPR serta ribuan kursi di tingkat DPRD provinsi dan kabupaten/kota.
Pengunduran diri Airlangga dari kursi Ketua Umum Partai Golkar, yang seharusnya berakhir pada Desember 2024, telah mengejutkan banyak pihak. Kini, Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar sedang mempersiapkan mekanisme organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) untuk menyelenggarakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) guna memilih ketua umum baru.
Baca Juga : Ingin Nasi Lebih Enak? Temukan Kenapa Membilas Beras Bisa Jadi Tidak Perlu
Baca Juga : Ternyata, Medali Emas Olimpiade Tidak Terbuat dari Emas Murni! Temukan Faktanya!
Meskipun PDIP menyatakan prihatin atas pengunduran diri Airlangga, partai tersebut menegaskan bahwa mereka tidak memiliki kewenangan untuk mencampuri urusan internal Partai Golkar. Hasto menambahkan, "Tentu saja terhadap apa yang terjadi, itu sangat mengejutkan. Kami prihatin, tetapi ini adalah urusan internal mereka."
Keputusan Airlangga Hartarto untuk mundur dari kepemimpinan Partai Golkar menjadi salah satu momen penting dalam dinamika politik Indonesia menjelang transisi pemerintahan yang akan datang. Bagaimana langkah selanjutnya dari Partai Golkar akan menjadi sorotan banyak pihak dalam beberapa bulan mendatang.*