Meski bukan pilihan yang mudah, Zara meyakini bahwa OnlyFans menawarkan kebebasan finansial dan ruang untuk berkreasi. Zara mengaku telah meraup pendapatan hingga $1 juta yang ia gunakan untuk melunasi cicilan rumah keluarganya dan membeli kendaraan baru.
Baca Juga : Hasil Evaluasi Smart City: Kabupaten Batanghari Raih Skor Tertinggi di Jambi dan Sumatera
"Seorang profesor di Amerika rata-rata menghasilkan sekitar $100.000 per tahun, sementara saya mampu memperoleh lebih dari itu melalui OnlyFans tanpa terjebak dalam beban kerja administratif," ucapnya.
Selain meluruskan identitasnya, Zara juga membantah keterlibatannya dalam deepfake atau produk palsu yang beredar dengan mencatut namanya. "Saya tidak memiliki kaitan dengan video deepfake atau produk yang diklaim menggunakan identitas saya," tegas Zara. Ia mengingatkan para pengikutnya untuk berhati-hati terhadap konten yang tidak memiliki sumber resmi.
Langkah Zara meninggalkan dunia akademis untuk fokus di OnlyFans memicu berbagai reaksi dari publik. Ada yang mendukung dan memuji keberaniannya, namun tak sedikit yang mengkritik keputusan tersebut sebagai tindakan terburu-buru.
Meski begitu, Zara tetap optimis terhadap masa depannya. Ia berencana terus berbagi konten edukatif tentang teknologi melalui kanal YouTube sambil menikmati fleksibilitas dan kebebasan finansial yang ditawarkan oleh OnlyFans.
Kisah Zara Dar menjadi bukti bahwa platform digital memiliki kekuatan untuk menciptakan peluang baru serta memberikan kebebasan dalam menentukan jalan hidup, meskipun di tengah pro dan kontra.