JAKARTA, MATAJAMBI.COM - Jessica Kumala Wongso, seorang nama yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, kembali menjadi sorotan publik setelah mendapatkan pembebasan bersyarat pada tahun 2024. Jessica, yang dikenal sebagai terpidana dalam kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, adalah sosok yang terlibat dalam salah satu kasus kriminal paling kontroversial di Indonesia pada dekade ini.
Latar Belakang dan Kehidupan Awal
Jessica Kumala Wongso lahir pada 9 Oktober 1988 di Jakarta. Dia dibesarkan dalam keluarga keturunan Tionghoa-Indonesia dan dikenal memiliki latar belakang pendidikan yang baik. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, Jessica memutuskan untuk melanjutkan studinya di luar negeri. Dia kemudian menempuh pendidikan di Billy Blue College of Design, Australia, di mana dia mendapatkan gelar dalam bidang desain grafis. Kehidupan Jessica di Australia terbilang stabil, meskipun beberapa temannya menganggapnya sebagai pribadi yang penuh teka-teki dan tidak banyak bicara tentang kehidupan pribadinya.
Kasus Pembunuhan Mirna Salihin
Jessica Wongso mulai dikenal publik setelah insiden tragis yang terjadi pada 6 Januari 2016. Pada hari itu, Wayan Mirna Salihin, seorang teman lama Jessica, meninggal dunia setelah meminum kopi yang dicampur dengan sianida di sebuah kafe di Jakarta. Jessica adalah orang yang memesankan kopi tersebut untuk Mirna, dan rekaman CCTV di kafe itu menjadi salah satu bukti kunci dalam persidangan.
Kasus ini segera menarik perhatian nasional dan internasional, terutama karena Jessica dan Mirna adalah teman baik yang telah lama saling mengenal. Jessica pun ditangkap dan diadili atas tuduhan pembunuhan berencana. Proses persidangan yang panjang dan penuh drama akhirnya membawa Jessica pada vonis bersalah pada bulan Oktober 2016, dengan hukuman penjara selama 20 tahun.
Baca Juga : Jessica Wongso Bebas Bersyarat, Wajib Lapor hingga 2032: Apa Maksudnya?
Kehidupan di Penjara
Selama menjalani hukuman di penjara, Jessica Wongso jarang muncul di hadapan publik. Kehidupannya di balik jeruji besi tidak banyak terekspos, namun beberapa laporan menyebutkan bahwa Jessica berusaha menjalani hukuman dengan tenang. Jessica juga disebut-sebut mengikuti beberapa kegiatan pembinaan di dalam penjara, seperti pelatihan keterampilan dan aktivitas keagamaan.