“Ini bukan soal bawang, ini soal kemanusiaan. Masyarakat sudah kehilangan empati. Kita biarkan koruptor bebas berkeliaran, tapi kita keroyok nenek yang mungkin mencuri karena lapar,” ucapnya.
Deddy juga mengajak publik untuk lebih jernih melihat konteks di balik tindakan si nenek. Ia mempertanyakan, apakah tidak ada jalan lain untuk menegur atau membina? Mengapa harus main hakim sendiri hingga menyebabkan luka fisik?
“Kalau nenek itu mencuri dua ton uang negara, apakah dia akan dipukuli juga? Atau justru disambut di lobi gedung pakai bunga?” sindirnya tajam.
Baca Juga: Tragis! Mobil Tertimpa Pohon di Jambi, Korban Tewas Diduga Anggota Polisi
Peristiwa ini tak hanya memunculkan reaksi dari figur publik, tapi juga memicu diskusi luas soal keadilan sosial dan ketimpangan perlakuan hukum di Indonesia. Banyak warganet mengecam tindakan main hakim sendiri dan berharap pelaku pengeroyokan bisa diproses secara hukum.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa di tengah derasnya arus informasi, masyarakat harus lebih bijak dalam menyikapi tindakan pelanggaran hukum, terutama terhadap kelompok rentan seperti lansia.
Penegakan hukum seharusnya dilakukan dengan adil, manusiawi, dan tidak berdasarkan emosi sesaat.