Kesehatan

Cuma Tes Menelan 30 Detik Bisa Bongkar Risiko Kanker dan Stroke, Sudah Coba?

0

0

matajambi |

Jumat, 11 Apr 2025 10:45 WIB

Reporter : Adri

Editor : Adri

Caption Gambar

Berita Terkini, Eksklusif di Whatsapp

+ Gabung

MATAJAMBI.COM - Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa kebiasaan sederhana seperti menelan air liur dapat menjadi indikator awal untuk mendeteksi berbagai penyakit serius, termasuk demensia, stroke, hingga kanker.

Melalui metode Repetitive Saliva Swallow Test (RSST), para peneliti berhasil mengidentifikasi bahwa frekuensi menelan dalam waktu 30 detik dapat menunjukkan kondisi kesehatan seseorang.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Dysphagia ini mengevaluasi 280 orang dewasa berusia antara 20 hingga 90 tahun, baik pria maupun wanita.

Hasilnya menunjukkan rata-rata jumlah menelan dalam 30 detik adalah 7 kali. Laki-laki mencatat skor lebih tinggi (7,6 kali) dibandingkan perempuan (6,47 kali).

Baca Juga: Daftar Lengkap 6 Negara Asia yang Lolos ke Piala Dunia U-17 2025: Indonesia Jadi Satu-satunya Wakil ASEAN

Menurut laporan Daily Mail, skor RSST menurun seiring bertambahnya usia. Misalnya, orang berusia 20-30 tahun rata-rata mampu menelan hingga 8,5 kali dalam 30 detik. Namun, jumlah ini menurun menjadi hanya 4,3 kali pada kelompok usia 80-an.

Skor di bawah tiga kali dalam 30 detik dianggap abnormal dan berpotensi mengindikasikan gangguan serius.

Studi juga menemukan bahwa faktor seperti indeks massa tubuh (BMI), jumlah kondisi medis, konsumsi obat resep, serta volume produksi air liur turut memengaruhi performa seseorang dalam RSST.

Individu dengan BMI tinggi atau mengonsumsi banyak obat cenderung memiliki skor menelan yang lebih rendah. Sebaliknya, mereka yang memproduksi lebih banyak air liur menunjukkan hasil yang lebih baik.

Baca Juga: Kabar Duka dari Dunia Musik: Titiek Puspa Berpulang Saat Jalani Syuting

RSST disebut sebagai metode skrining non-invasif yang efektif dan berpotensi digunakan sebagai alat deteksi dini di fasilitas pelayanan kesehatan primer.

Tes ini dinilai dapat membantu dalam mendeteksi disfagia gangguan menelan yang kerap tidak disadari namun bisa berdampak serius.

Disfagia sendiri bisa dipicu oleh sejumlah kondisi medis, mulai dari yang ringan seperti refluks asam, hingga yang berat seperti kanker tenggorokan, kanker esofagus, atau gangguan saraf seperti Parkinson, multiple sclerosis, dan distrofi otot.

Bila dibiarkan, gangguan menelan ini dapat menyebabkan komplikasi seperti malnutrisi, dehidrasi, atau bahkan aspirasi pneumonia.

Share :

KOMENTAR

Konten komentar merupakan tanggung jawab pengguna dan diatur sesuai ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Komentar

BERITA TERKAIT


BERITA TERKINI


BERITA POPULER