4. Terlalu Asyik Sendirian Hingga Terjebak dalam Isolasi
“Me time” bisa sangat menyembuhkan. Tapi jika itu berubah menjadi pola mengurung diri, menjauhi koneksi sosial, dan menolak bantuan, kita sedang memasuki zona berbahaya.
Keterhubungan adalah bagian dari kesehatan mental. Saat kesendirian tak lagi menenangkan, tapi terasa seperti pelarian, sudah waktunya untuk refleksi.
5. Berpura-pura Bahagia di Tengah Kekacauan Emosi
Mengafirmasi diri positif itu baik. Tapi menekan emosi negatif demi tampak ‘selalu bahagia’ justru memperparah luka dalam.
Perawatan diri bukan sekadar senyum palsu dan kata-kata manis — tapi keberanian untuk menghadapi rasa sakit, kecewa, dan luka secara utuh.
Di balik mandi busa, journaling, dan meditasi, self-care sejati adalah kejujuran. Kejujuran pada diri sendiri, pada batas kita, pada luka yang belum sembuh, dan pada kebiasaan yang harus diubah.
Perawatan diri bisa berarti tidur cukup, konsisten menjalani terapi, menyusun anggaran, menata waktu layar, atau mengatakan tidak meski tidak enak.
Karena tujuan utama dari self-care bukan hanya untuk merasa baik sesaat, tapi untuk benar-benar menjadi baik dalam jangka panjang.