Ia percaya bahwa seni yang dibuat oleh manusia memiliki kedalaman emosional yang tidak dapat direplikasi oleh algoritma.
Baca Juga: Google Rogoh Rp500 Triliun untuk Akuisisi Perusahaan Eks Mata-Mata Israel, Ada Apa di Baliknya?
Sebagai seorang seniman yang telah mengabdikan hidupnya untuk menciptakan animasi yang penuh jiwa, ia menegaskan bahwa teknologi AI tidak akan mampu menggantikan kreativitas dan sentuhan emosional manusia dalam dunia seni.
Tren AI yang semakin berkembang memang membawa banyak manfaat, tetapi juga memunculkan tantangan etika dan artistik yang perlu dipertimbangkan.
Dengan perdebatan yang terus berlangsung, masa depan seni digital dan AI masih menjadi pertanyaan besar: Apakah teknologi akan menjadi sekutu atau justru ancaman bagi kreativitas manusia?