TEBO, MATAJAMBI.COM – Kondisi Jembatan Sungai Bungo yang berada di Desa Teluk Kayu Putih, Kecamatan VII Koto, semakin mengkhawatirkan.
Jembatan yang menjadi jalur utama penghubung Kecamatan VII Koto dengan Provinsi Jambi dan Sumatera Barat ini mengalami kerusakan serius akibat longsor yang terus mengikis tanah di sekitarnya. Jika tidak segera ditangani, jembatan ini berpotensi ambruk, terutama saat curah hujan tinggi.
Warga setempat, Syamsir, menyampaikan bahwa bagian pangkal jembatan mengalami retak dan sebagian aspal sudah berlubang. "Saat ini sudah sangat membahayakan bagi pengendara, terutama kendaraan roda dua. Jika hujan turun deras, longsor semakin parah," ujarnya, Selasa 04 Maret 2025.
Kondisi ini membuat Bupati dan Wakil Bupati Tebo, Agus Rubiyanto dan Nazar Efendi, turun langsung ke lokasi untuk melakukan peninjauan. Mereka juga telah melaporkan situasi ini kepada Gubernur Jambi agar segera mendapatkan perhatian.
Baca Juga: Hati-Hati! Jalan Lintas Sumatera di Bungo Putus Total, Ini Rute Alternatif yang Bisa Anda Gunakan untuk Hindari Kemacetan
Baca Juga: DPRD Batanghari Gelar Paripurna, Bupati Fadhil Arief Sampaikan Pidato Perdana Masa Jabatan 2025-2030
"Kami sudah berkoordinasi dengan Gubernur Jambi terkait penanganan jembatan ini. Diperlukan tindakan cepat, mulai dari pemasangan bronjong hingga penimbunan tanah di sekitar jembatan," jelas Agus Rubiyanto.
Selain permasalahan di Tebo, akses Jalan Nasional Lintas Sumatera (Jalinsum) di Kabupaten Bungo juga mengalami kendala serius akibat longsor yang terjadi pada Minggu, 2 Maret 2025 lalu.
Jalur utama yang menghubungkan Kabupaten Bungo dengan Sumatera Barat itu sempat lumpuh total, sehingga pemerintah setempat harus segera mencari solusi agar arus transportasi tidak terganggu dalam jangka panjang.
Sebagai langkah darurat, Balai PUPR bergerak cepat dengan memasang jembatan bailey di Jalinsum Bungo KM 60, Desa Sirih Sekapur. Berdasarkan pantauan di lokasi pada Selasa 04 Maret 2025, proses pengerjaan sedang berlangsung dengan melibatkan tiga unit ekskavator, termasuk bantuan dari PT KIM.
Baca Juga: Viral! Percakapan Terakhir Pendaki Wanita Sebelum Meninggal di Carstensz Bikin Merinding
Alat-alat berat tersebut digunakan untuk membersihkan material longsor serta merakit rangka baja jembatan bailey agar bisa segera dilalui kendaraan.
Menurut salah seorang warga setempat, Budi, keterlambatan penyelesaian jembatan bailey akan berdampak pada mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi. "Kami berharap pemasangan jembatan bailey ini bisa lebih cepat selesai karena banyak kendaraan, terutama truk dan bus, harus berputar jauh menggunakan jalur alternatif," ungkapnya.
Akibat kondisi ini, banyak kendaraan angkutan barang dan bus antar provinsi terpaksa memilih jalur lain, seperti melewati Rantau Ikil via Sungai Rumbai. Pergeseran jalur ini cukup berdampak pada aktivitas warga sekitar karena banyak kendaraan besar yang biasanya tidak melintas di kawasan tersebut.