Lifestyle

Bukan Hanya Perasaan, Ini Bukti Ilmiah Mengapa Cinta Bisa Mengubah Cara Berpikir

0

0

matajambi |

Sabtu, 15 Feb 2025 12:55 WIB

Reporter : Adri

Editor : Adri

Caption Gambar

Berita Terkini, Eksklusif di Whatsapp

+ Gabung

MATAJAMBI.COM - Apa yang terjadi dalam otak saat seseorang jatuh cinta? Mengapa rasanya begitu intens dan mengubah cara kita berpikir?

Cinta adalah pengalaman emosional yang begitu kuat hingga bisa memengaruhi tubuh dan pikiran kita secara keseluruhan. Ia dapat membuat jantung berdebar lebih cepat, memenuhi pikiran dengan seseorang yang spesial, dan menimbulkan sensasi seperti ada kupu-kupu di dalam perut.

Namun, cinta bukan sekadar perasaan—ia adalah proses biologis yang dipengaruhi oleh zat kimia di otak. Saat jatuh cinta, tubuh melepaskan kombinasi hormon dan neurotransmiter yang memicu rasa bahagia, kegembiraan, bahkan keterikatan emosional yang mendalam.

Para ilmuwan menemukan bahwa cinta tidak hanya memengaruhi emosi, tetapi juga cara seseorang bertindak, berpikir, dan merespons orang lain.

Baca Juga: Hari Valentine Bukan Tentang Cinta? Ini Sejarah Kelam yang Jarang Diketahui!

Bagaimana Hormon Mengontrol Perasaan Saat Jatuh Cinta?

Perasaan jatuh cinta sebenarnya dipicu oleh berbagai zat kimia dalam otak yang bekerja sama menciptakan pengalaman yang begitu intens. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Dopamin: Pemicu Rasa Bahagia

Ketika seseorang jatuh cinta, otak membanjiri tubuh dengan dopamin—zat kimia yang bertanggung jawab atas perasaan bahagia dan kepuasan. Dopamin menciptakan sensasi menyenangkan yang membuat seseorang merasa euforia saat berada di dekat pasangan atau bahkan hanya memikirkan mereka. Inilah alasan mengapa cinta bisa terasa begitu adiktif.

Baca Juga: 5 Ide OOTD Valentine ala Artis: Tampil Simpel tapi Glamor seperti Anya Geraldine, Raisa, hingga Syahrini!

2. Oksitosin: Hormon Kedekatan Emosional

Dikenal sebagai "hormon cinta", oksitosin dilepaskan saat terjadi kontak fisik seperti berpelukan, bergandengan tangan, atau mencium pasangan. Zat ini memperkuat ikatan emosional dan membangun rasa percaya, membuat seseorang merasa lebih dekat dan nyaman dengan orang yang dicintai.

3. Serotonin: Mengapa Cinta Bisa Jadi Obsesif

Saat jatuh cinta, kadar serotonin dalam tubuh cenderung menurun, yang menyebabkan seseorang terus-menerus memikirkan pasangan mereka. Fenomena ini menjelaskan mengapa orang yang sedang jatuh cinta sering kali sulit mengalihkan perhatian dari pasangannya dan ingin selalu bersama mereka.

Share :

KOMENTAR

Konten komentar merupakan tanggung jawab pengguna dan diatur sesuai ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Komentar

BERITA TERKAIT


BERITA TERKINI


BERITA POPULER