Indonesia memiliki sejarah panjang terkait peran Ibu Negara yang turut membangun bangsa. Mulai dari Siti Hartinah, atau yang lebih dikenal sebagai Tien Soeharto, yang sangat berpengaruh dalam berbagai proyek pembangunan sosial, hingga Sinta Nuriyah Wahid, istri dari Presiden Abdurrahman Wahid, yang dikenal sebagai pejuang kerukunan antarumat beragama.
Baca Juga : Begini Sosok Mayor Teddy Indra Wijaya, Dari Ajudan Prabowo Menjadi Sekretaris Kabinet Merah Putih
Ainun Habibie, istri dari Presiden BJ Habibie, adalah pendiri Bank Mata Indonesia, sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada kesehatan mata. Ibu Negara tidak hanya bertugas mendampingi presiden, tetapi juga memainkan peran aktif dalam mendukung isu-isu yang memengaruhi masyarakat luas.
Di sisi lain, Indonesia juga pernah memiliki "Bapak Negara," yaitu Taufiq Kiemas, suami dari Presiden Megawati Soekarnoputri. Taufiq dikenal sebagai sosok yang setia mendampingi Megawati dalam karier politiknya, serta memiliki peran penting dalam mendirikan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Ketidakpastian mengenai siapa yang akan menjadi Ibu Negara di era kepemimpinan Prabowo Subianto tentu menimbulkan berbagai spekulasi dan pertanyaan. Namun, terlepas dari itu, penting untuk memahami bahwa peran ini memiliki nilai yang lebih dari sekadar formalitas. Ibu Negara sering kali menjadi sosok yang dekat dengan masyarakat, memperjuangkan berbagai isu sosial, dan menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Apakah Indonesia akan menyaksikan kembalinya Titiek Soeharto sebagai Ibu Negara, atau akan ada perkembangan baru di masa depan, masih harus kita tunggu. Yang jelas, perjalanan pemerintahan Prabowo Subianto akan membawa dinamika tersendiri dalam sejarah politik Indonesia, termasuk dalam hal siapa yang akan mengisi posisi Ibu Negara.*