Olahraga

Kisah Tragis Ye Zhaoying: Legenda Bulu Tangkis Rival Susy Susanti yang Hidup Terasing Di Cap Penghianat China

0

0

matajambi |

Senin, 26 Agu 2024 11:09 WIB

Reporter : Adri

Editor : Adri

Caption Gambar

Berita Terkini, Eksklusif di Whatsapp

+ Gabung

JAMBI, MATAJAMBI.COM - Ye Zhaoying, nama yang pernah disegani di dunia bulu tangkis, kini menjalani kehidupan yang sunyi di pengasingan. Mantan atlet tunggal putri dari China ini pernah menjadi salah satu rival utama Susy Susanti, legenda bulu tangkis Indonesia. Namun, alih-alih dikenang sebagai pahlawan olahraga, Ye kini dicap sebagai pengkhianat oleh negaranya sendiri, sebuah cap yang menghancurkan karier dan kehidupannya.

Prestasi Gemilang di Tengah Rivalitas dengan Susy Susanti

Lahir di Hangzhou pada 7 Mei 1974, Ye Zhaoying memulai karier bulu tangkisnya dengan cemerlang. Ia menjadi andalan tim nasional China dan sering berhadapan dengan Susy Susanti, salah satu pemain bulu tangkis terbaik dunia dari Indonesia. Sepanjang kariernya, Ye bertemu dengan Susy sebanyak 31 kali, dan berhasil memenangkan 11 pertandingan. Dominasi Ye dalam beberapa pertandingan melawan Susy menunjukkan betapa kuatnya dia di lapangan, membuatnya menjadi salah satu bintang utama bulu tangkis China pada era 1990-an hingga awal 2000-an.

Peristiwa di Olimpiade 2000: Awal dari Kejatuhan

Segala sesuatu berubah ketika Ye Zhaoying membuat pengakuan yang mengejutkan tentang pertandingan di Olimpiade 2000. Dalam sebuah wawancara, Ye mengungkapkan bahwa dia diminta untuk sengaja mengalah kepada rekan setimnya, Gong Zhichao, di semifinal Olimpiade Sydney. Gong kemudian melanjutkan untuk memenangkan medali emas, sementara Ye harus puas dengan tereliminasinya dia dari kompetisi.

Pengakuan ini membawa konsekuensi berat. Pemerintah China, yang merasa dikhianati oleh pernyataan Ye, segera mencapnya sebagai pengkhianat. Nama Ye Zhaoying dihapus dari sejarah olahraga China, seolah-olah semua prestasinya tidak pernah ada. Penghargaan dan pengakuan yang pernah dia terima pun lenyap, dan Ye harus menghadapi tekanan sosial dan politik yang luar biasa.

Baca Juga : Wakil Presiden Ma'ruf Amin Singgung Soal Menjadi Anak Presiden dalam Penutupan Muktamar PKB

Hidup dalam Pengasingan di Spanyol

Setelah dicap sebagai pengkhianat, Ye Zhaoying memutuskan untuk meninggalkan China. Bersama suaminya, Hao Haidong—seorang mantan pesepakbola profesional—Ye pindah ke Spanyol untuk memulai hidup baru. Meski jauh dari tanah air, bayang-bayang masa lalunya terus menghantui. Cap pengkhianat yang diberikan oleh pemerintah China membuat hidup mereka di Spanyol menjadi tidak mudah. Keduanya terus-menerus menghadapi stigma dan kesulitan, meskipun mereka hanya berbicara menentang rezim, bukan orang-orang China.

Dalam sebuah wawancara, Ye mengungkapkan betapa sulitnya hidup dalam pengasingan. Dia tidak hanya kehilangan dukungan dari negara, tetapi juga dari mantan rekan-rekannya di tim bulu tangkis China. Beberapa mantan teman bahkan menghapus kontak dengannya di aplikasi WeChat, menunjukkan betapa dalamnya pengaruh pengkhianatan yang dituduhkan kepadanya.

Perjuangan untuk Bertahan dan Mencari Keadilan

Ye Zhaoying dan Hao Haidong kini hidup jauh dari keluarga dan tanah kelahiran mereka, menghadapi dunia yang seolah menolak mereka. Meskipun mereka telah berbicara tentang ketidakadilan yang mereka alami, tekanan dari pemerintah China membuat suara mereka sulit didengar. Dalam kondisi seperti ini, Ye berusaha untuk terus hidup, meskipun rasa sakit akibat pengkhianatan yang dituduhkan kepadanya tetap membekas.

Kisah Ye Zhaoying adalah sebuah pengingat tentang bagaimana politik dapat mencampuri kehidupan pribadi dan profesional seseorang, bahkan bagi mereka yang pernah menjadi pahlawan nasional. Ini adalah cerita tentang seorang atlet yang pernah berada di puncak kariernya, tetapi kini hidup dalam keterasingan, terasing dari negaranya sendiri, dan berjuang untuk bertahan di dunia yang tak lagi mengenalnya.*

Share :

KOMENTAR

Konten komentar merupakan tanggung jawab pengguna dan diatur sesuai ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Komentar

BERITA TERKAIT


BERITA TERKINI


BERITA POPULER