Kesehatan

Sering Ingin BAB Setelah Makan? Ini Sebenarnya yang Terjadi pada Tubuh Kamu

0

0

matajambi |

Jumat, 23 Agu 2024 18:28 WIB

Reporter : Adri

Editor : Adri

Caption Gambar

Berita Terkini, Eksklusif di Whatsapp

+ Gabung

JAMBI,MATAJAMBI.COM - Seringkali setelah makan, sebagian orang merasa dorongan untuk buang air besar (BAB) meningkat. Fenomena ini, yang dikenal dalam dunia medis sebagai refleks gastrokolik, bisa menjadi hal yang membingungkan bagi banyak orang. Mengapa tubuh merespons makanan dengan dorongan BAB? Berikut penjelasan medis yang mendalam mengenai hal ini.

Apa Itu Refleks Gastrokolik?

Refleks gastrokolik adalah respons tubuh yang terjadi ketika makanan memasuki perut dan usus. Ketika makanan masuk ke saluran pencernaan, tubuh merespons dengan merangsang pergerakan usus besar. Ini adalah bagian dari mekanisme normal tubuh untuk mencerna makanan dan mengeluarkan limbah.

Mekanisme Kerja Refleks Gastrokolik

  1. Masuknya Makanan ke Lambung: Ketika Anda makan, makanan akan memasuki lambung dan merangsang dinding lambung untuk meregang. Stimulasi ini mengaktifkan saraf yang mempengaruhi usus besar.

  2. Pengeluaran Hormon Pencernaan: Proses pencernaan menyebabkan pelepasan hormon pencernaan, seperti gastrin dan cholecystokinin, yang mempengaruhi aktivitas motilitas usus.

    Baca Juga : Viral Diet Intermittent Fasting ala Marshanda: Ini 7 Hal yang Harus Kamu Dihindari

  3. Peningkatan Aktivitas Usus: Hormon-hormon tersebut dan stimulasi dari makanan akan merangsang kontraksi usus besar, mempromosikan pergerakan tinja ke arah rektum dan akhirnya memicu dorongan untuk BAB.

Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi BAB Setelah Makan

Beberapa faktor dapat mempengaruhi seberapa sering Anda merasa perlu BAB setelah makan:

  1. Jenis Makanan: Makanan tinggi serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, dapat meningkatkan pergerakan usus dan merangsang dorongan BAB. Makanan pedas atau berlemak juga bisa memiliki efek serupa.

  2. Volume Makanan: Makan dalam porsi besar dapat meningkatkan respons gastrokolik, karena lambung yang penuh akan lebih merangsang usus besar untuk bergerak.

  3. Kebiasaan Makan: Pola makan yang tidak teratur atau sering makan makanan berat dapat mempengaruhi frekuensi BAB setelah makan.

  4. Stres dan Kecemasan: Kondisi emosional dapat memengaruhi sistem pencernaan dan mempercepat dorongan BAB pada beberapa orang.

Kondisi Medis Terkait

Walaupun refleks gastrokolik adalah respons normal, ada beberapa kondisi medis yang dapat memperburuk dorongan BAB setelah makan:

  1. Sindrom Irritable Bowel Syndrome (IBS): IBS dapat menyebabkan dorongan BAB yang mendesak dan frekuensi yang meningkat setelah makan. Gejala ini biasanya disertai dengan kram perut dan perubahan pola BAB.

Share :

KOMENTAR

Konten komentar merupakan tanggung jawab pengguna dan diatur sesuai ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Komentar

BERITA TERKAIT


BERITA TERKINI


BERITA POPULER