Metronews

Aktivis 1998 dan Akademisi Bangkit, Serukan Turunkan Jokowi dan Selamatkan Demokrasi!

0

0

matajambi |

Kamis, 22 Agu 2024 19:57 WIB

Reporter : Adri

Editor : Adri

Caption Gambar

Berita Terkini, Eksklusif di Whatsapp

+ Gabung

JAKARTA, MATAJAMBI.COM - Ratusan massa yang terdiri dari guru besar, akademisi, dan aktivis 1998 berkumpul di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) di Jakarta Pusat pada Kamis 22 Agustus 2024, menyuarakan tuntutan untuk menurunkan Presiden Joko Widodo dari jabatannya. Dengan lantang, mereka meneriakkan, “Turunkan Jokowi. Turunkan Jokowi,” sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak menghormati keputusan MK terkait ambang batas pilkada.

Juru Bicara Maklumat Juanda, Alif Ilman, menjadi salah satu orator utama dalam aksi ini. Dalam pidatonya, Alif menegaskan bahwa DPR dan pemerintah harus tunduk pada putusan MK, terutama mengenai revisi UU Pilkada yang kontroversial. "Pada hari ini, kita tegaskan bahwa pemerintah dan DPR harus taat kepada keputusan MK atau kita boikot ke sana," ujar Alif dengan tegas, yang kemudian disambut oleh massa dengan seruan "Boikot!"

Alif menilai respons massa sebagai bentuk kesepakatan untuk menentang kepemimpinan yang dianggap menyimpang dan otoriter. Dalam orasinya, Alif juga membacakan beberapa pantun yang mengandung kritik tajam terhadap pemerintah. Salah satunya berbunyi, "Layang-layang bertali besi, tanam selasih dekat beringin. Presiden mestinya tahu konstitusi, kalau tidak kita yang turunin.”

Setelah orasi, massa sempat menyanyikan lagu-lagu protes dengan lirik yang menyerukan perlawanan terhadap Presiden Jokowi. Lagu "Lawan, lawan, lawan Jokowi, lawan Jokowi sekarang juga" menggema di antara para demonstran, mencerminkan ketegangan politik yang sedang memuncak.

Baca Juga : Terungkap! Suara Hati Duta Sheila on 7, Doa dan Kritik untuk Situasi Politik Indonesia

Setelah aksi di depan Gedung MK, massa mulai membubarkan diri, dengan beberapa kelompok bergerak menuju Gedung DPR untuk bergabung dengan aksi unjuk rasa buruh dan mahasiswa yang masih berlangsung di sana. Sebelumnya, para aktivis dan akademisi telah meneriakkan slogan-slogan seperti “Selamatkan demokrasi” dan “Selamatkan Konstitusi” saat mereka berbaris dari Gedung RRI menuju Gedung MK.

Dalam aksi ini, para demonstran juga membawa berbagai spanduk dan banner yang mencerminkan kekecewaan mereka terhadap kondisi politik saat ini. Beberapa di antaranya bertuliskan, “MK itu Solusi Jangan Lu Lagi Lu Lagi,” "#Save MK Jangan Begal Konstitusi,” “Demokrasi di Titik Nadir,” dan “Indonesia Darurat Demokrasi, Matinya Demokrasi Indonesia.” Ada juga spanduk besar yang mengecam DPR dengan tulisan “Baleg DPR Pembangkang Konstitusi” dan “Tolak Pilkada Akal-akalan Penguasa, Kawal Putusan MK.”

Aksi ini menjadi salah satu tanda bahwa ketidakpuasan terhadap pemerintah semakin meluas, terutama di kalangan akademisi dan aktivis yang pernah berperan penting dalam reformasi 1998. Mereka menyerukan perlunya menjaga konstitusi dan demokrasi di tengah situasi politik yang dianggap semakin mengkhawatirkan.*

Share :

KOMENTAR

Konten komentar merupakan tanggung jawab pengguna dan diatur sesuai ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Komentar

BERITA TERKAIT


BERITA TERKINI


BERITA POPULER