MATAJAMBI.COM – Masalah keuangan terbukti menjadi salah satu penyebab utama timbulnya stres di tengah masyarakat.
Tidak sedikit warga mengeluhkan sulit tidur, rasa cemas berlebihan, hingga pertengkaran dalam rumah tangga akibat beban ekonomi yang semakin berat.
Laporan Help Guide menyebutkan, tekanan finansial tidak hanya mengganggu kondisi mental, tetapi juga memicu berbagai penyakit fisik seperti sakit kepala, hipertensi, hingga gangguan pencernaan.
Bahkan, banyak orang memilih pelarian yang salah dengan berjudi, merokok, atau mengonsumsi alkohol sehingga memperburuk keadaan.
Psikolog klinis menegaskan stres keuangan yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan dampak berkepanjangan.
Kondisi ini dapat membuat seseorang menarik diri dari lingkungan, merasa malu, kehilangan motivasi, hingga berujung depresi.
Beberapa dampak nyata yang sering muncul akibat tekanan ekonomi antara lain sulit tidur karena memikirkan tagihan, perubahan berat badan karena pola makan tidak teratur, jantung berdebar hingga serangan panik, pertengkaran keluarga, serta munculnya penyakit kronis seperti diabetes.
Ahli kesehatan mental menyarankan sejumlah langkah untuk mengurangi dampak buruk stres akibat keuangan.
Pertama, menerima kenyataan dengan tenang dan mengendalikan emosi. Kedua, menyusun kembali rencana keuangan dengan mencatat pengeluaran dan memangkas biaya yang tidak penting.
Langkah ketiga, menghindari pelampiasan negatif seperti merokok, alkohol, atau perjudian. Keempat, mencari peluang baru dengan meningkatkan keterampilan atau mengambil pekerjaan sampingan. Kelima, meminta dukungan pasangan, keluarga, maupun sahabat untuk mendapatkan solusi bersama.
Langkah terakhir adalah berkonsultasi dengan profesional jika stres sudah mengganggu aktivitas sehari-hari.
Terapi dari psikolog atau psikiater dapat membantu mengubah pola pikir sekaligus mencegah depresi lebih lanjut.
Pakar kesehatan menegaskan penanganan sejak dini sangat penting untuk mencegah stres berkembang menjadi gangguan mental serius.
Konsultasi dengan tenaga profesional bukan tanda kelemahan, melainkan langkah tepat menjaga kesehatan mental di tengah situasi ekonomi yang sulit.
Masalah keuangan memang tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Namun dengan strategi yang tepat, keterbukaan bersama orang terdekat, serta kesadaran mencari bantuan, masyarakat diyakini mampu menghadapi tekanan tanpa harus terjerat stres berkepanjangan.