KOTA JAMBI, MATAJAMBI.COM – Pekerjaan pembangunan pedestrian di kawasan Pasar Talang Banjar, Kota Jambi, kini menjadi sorotan warga. Proyek yang bertujuan mempercantik kawasan perdagangan itu justru memicu kemacetan panjang di jam-jam sibuk.
Kemacetan terjadi lantaran proses pengerjaan dilakukan secara bersamaan di dua sisi jalan, sementara pedagang kaki lima (PKL) masih banyak yang berjualan di bahu jalan. Akibatnya, arus lalu lintas tersendat, terutama pada pagi dan sore hari.
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Kota Jambi, Pajer, membenarkan kondisi tersebut. Ia menjelaskan bahwa kemacetan tak terhindarkan selama proses penyelesaian median jalan sepanjang 1,2 kilometer yang kini memasuki tahap akhir.
“Kami bersama pihak kecamatan dan Satpol PP terus melakukan penertiban PKL agar area proyek bisa lebih tertib. Pekerjaan ini ditargetkan rampung dalam waktu sekitar dua setengah bulan,” ungkap Pajer, Selasa 4 November 2025.
Ia menambahkan, pekerjaan dilakukan serentak di kedua sisi jalan untuk mengejar target penyelesaian sebelum akhir tahun 2025.
“Karena waktu yang terbatas, kami percepat dengan mengerjakan kanan dan kiri secara bersamaan,” jelasnya.
Selain pembangunan median dan trotoar, Pemkot Jambi juga menyiapkan anggaran tambahan melalui APBD Perubahan 2025 guna melanjutkan proyek drainase tertutup. Setelah drainase rampung, pedestrian akan dibangun dengan konsep lebih modern dan estetis.Sementara itu, Wali Kota Jambi, dr. Maulana, menegaskan bahwa pembangunan pedestrian merupakan bagian dari program besar penataan kawasan Pasar Talang Banjar. Pemerintah berencana menjadikan bekas pasar lama sebagai pusat oleh-oleh dan sentra UMKM.
Namun, Maulana menegaskan bahwa keberhasilan penataan kawasan hanya bisa tercapai jika para pedagang kaki lima bersedia tertib.
“Persoalan PKL ini memang sudah menahun, tapi tahun ini kami targetkan kawasan Talang Banjar benar-benar bersih, tertata, dan nyaman bagi masyarakat,” tegasnya.
Saat ini, sebagian besar PKL masih memanfaatkan tepi jalan untuk berdagang. Kondisi tersebut membuat ruang jalan semakin sempit karena proyek drainase belum selesai sepenuhnya.
Warga berharap agar pemerintah segera menyelesaikan pembangunan dan menindak tegas PKL yang masih berjualan di area terlarang, demi kelancaran arus lalu lintas dan kenyamanan bersama.