BATANG HARI, MATJAMBI.COM - Kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) yang berada di Desa Senami, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batang Hari, dilaporkan mengalami kebakaran.
Kobaran api masih terlihat hingga Minggu, 20 Juli 2025. Berdasarkan laporan dari Manggala Agni Daops Sumatera X/Muara Bulian, api berhasil dipadamkan sepenuhnya.
Totok Hernawan selaku Kepala Daops Manggala Agni wilayah Sumatera X menyampaikan bahwa pihaknya langsung menurunkan tim setelah menerima laporan kejadian.
Proses pemadaman melibatkan satu regu dari Daops Manggala Agni, dibantu oleh tim patroli terpadu dari Desa Mekar serta personel dari PAM HUT.
Baca Juga: Kementerian BUMN Pacu Transformasi Komunikasi Digital: Karyawan Jadi Garda Depan Penyampai Narasi Positif Lewat Pemanfaatan AI
“Kejadian berlangsung di wilayah Kelurahan Sridadi yang termasuk dalam kawasan Tahura. Beruntung, api berhasil dikendalikan sebelum meluas,” ujar Totok dalam keterangannya pada Senin, 21 Juli 2025.
Dari hasil pemeriksaan pasca pemadaman dan pendinginan, ditemukan bahwa sekitar satu hektar lahan terdampak kebakaran, meskipun yang benar-benar terbakar aktif diperkirakan seluas 0,5 hektar.
Wilayah Tahura sendiri merupakan area hutan lindung yang didominasi oleh tanaman hutan, semak-semak, serta jenis vegetasi mineral lainnya.
Peristiwa ini menambah daftar panjang kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Kabupaten Batang Hari sepanjang tahun ini.
Baca Juga: Cara Efektif Menjalin Komunikasi dengan Anak Remaja yang Mulai Sulit Diatur
Plt Kepala BPBD Kabupaten Batang Hari, Sholihin, mengungkapkan bahwa sepanjang Januari hingga Juli 2025 telah terdeteksi 17 titik panas (hotspot), di antaranya empat dikonfirmasi sebagai titik api (firespot).
“Untuk bulan Juli ini saja, satu firespot terpantau di Kecamatan Muara Tembesi. Setelah menerima laporan, tim gabungan dari BPBD, Damkar, dan Manggala Agni langsung turun ke lokasi untuk melakukan pemadaman,” jelas Sholihin.
Dari penelusuran di lapangan, lokasi kebakaran di Muara Tembesi diketahui merupakan lahan kosong yang terletak di belakang kawasan permukiman warga. Meski tidak tergolong lahan produktif, vegetasi liar dan semak-semak yang tumbuh lebat membuat api cepat menyebar.