Baca Juga: Kepala Dinas PUPR Jambi Dampingi Gubernur Al Haris dalam Rakortek Nasional Perumahan Desa di JakartaBeberapa sumber menyebutkan bahwa warga sipil yang menjadi korban kemungkinan besar berada terlalu dekat dengan lokasi peledakan, padahal protokol keamanan biasanya menetapkan radius aman tertentu dari titik ledakan.
Peristiwa ini menjadi pengingat serius akan pentingnya pelaksanaan prosedur standar operasional (SOP) secara ketat dalam setiap kegiatan militer, terutama yang melibatkan bahan peledak aktif maupun amunisi bekas.
Kejadian serupa pernah terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, namun skala korban dalam tragedi Garut kali ini tergolong besar dan memicu keprihatinan publik.
Pemerintah daerah Kabupaten Garut menyampaikan belasungkawa dan akan memberikan pendampingan kepada keluarga korban, sementara tim dari Kodam III/Siliwangi juga dilaporkan telah menurunkan tim penyelidikan internal.
Baca Juga: Otoritas Sementara Afghanistan Larang Permainan Catur, Disebut Tak Sesuai Nilai Agama
Ledakan yang mengguncang Desa Sagara ini tidak hanya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga menjadi sorotan nasional terkait tata kelola dan pengawasan aktivitas militer yang melibatkan masyarakat sekitar.