Dan yang lebih penting, Titiek Puspa hadir bukan hanya sebagai penyanyi, tapi sebagai penggugah kesadaran kolektif, seorang seniman yang menempatkan karya sebagai ruang edukasi, bukan sekadar hiburan.
Putrinya, Petty Tunjungsari, mengungkapkan bahwa kondisi sang ibu sempat membaik sebelum akhirnya menurun drastis. “Kami tahu ini berat. Tapi Eyang memang kuat. Sampai akhir, beliau masih ingin bekerja,” ujarnya sambil menahan air mata dalam jumpa pers singkat di RS Medistra.
Kini, dunia hiburan mungkin telah kehilangan sosok yang sulit tergantikan. Tapi seperti kata pepatah, seorang seniman sejati tak pernah benar-benar mati. Karyanya akan terus hidup, dinyanyikan ulang, dikenang, bahkan diserap tanpa disadari oleh generasi yang mungkin tak pernah mengenalnya secara langsung.
Baca Juga: Viral! Dokter Residen RSHS Perkosa Keluarga Pasien, STR Dicabut Kemenkes Tanpa Ampun
Dan mungkin itu yang membuat Titiek Puspa berbeda. Ia tidak sekadar menyanyi, ia menghujammeninggalkan jejak yang dalam di hati siapa pun yang mendengarnya.
Selamat jalan, Eyang Puspa. Kami tak hanya kehilangan suara emasmu, tapi juga kehangatan, keteguhan, dan semangat hidup yang kau wariskan pada kami. Terima kasih telah menjadi cahaya bagi panggung yang kian redup.